Nasehat Ibu
Ibu
adalah wanita yang sangat berjasa dalam kehidupan , yang merawat, mendidik,
mencintai dengan tulus, bagai malaikat di dunia ini. Peran ibu, sangat penting
dalam mencetak mental spiritual anak, dalam menyongsong masa depan yang diimpikan.
Ibu,
sesosoknya sangat berpengaruh dalam keluarga besarku, selalu memberi wejangan
baik dan masukan-masukan untuk perbaikan diriku agar menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Beberapa
buku karya sendiri, maupun buku-buku kolaborasi dengan para penulis pegiat
literasi senusantara yang aku punya , menjadi bahan referensiku dalam menulis .
Buku-buku yang telah terbit, sebagian aku berikan kepada, bapak dan ibuku. Dari 5
bersaudara, hanya aku yang suka menulis. Memang ada kebanggaan tersendiri ketika buku yang aku berikan dibaca oleh kedua
orang tua. Lebih-lebih bapak, yang
selalu memotivasiku untuk belajar menulis lebih baik lagi. Sedangkan opini ibu,
bertolak belakang dengan opini bapak.
Opini ibu tidak suka, jika aku menulis
cerita horror, masukan yang di berikan
ibu, menurutku terlalu exstrim. Nasehat
ibu, bila aku tetap menulis horror , akan mengundang setan atau mahluk tak
kasat mata mendekatiku. Badanku bau wangi, hingga mahluk astral bisa menampakkan
diri langsung dihadapanku. Jika dipikir-pikir nasehat ibu ada benarnya juga ya.
Tapi nasehat itu membuat ruang gerakku, menjadi penulis horror terbatas , dan bisa-bisa
berhenti
.
Mendengar
opini-opini ibu, aku tidak boleh menulis horror, tidak boleh mengirim posting
tulisan ke saudara-saudara lain, sedikit banyak menjadi buah pikiranku. Aku tak
sepandai kakak ku, yang mempunyai jabatan tinggi dan IQ super hingga selalu
lulus tes. Tapi aku ingin menyalurkan apa yang ada dalam pikiranku untuk
dilukiskan menjadi sebuah tulisan yang berproses menjadi tulisan yang enak
dibaca.
Nasehat-nasehat
ibu selalu terlontar, setiap saat aku mengunjunginya rasanya menganggu juga .
Memang ada beberapa buku hasil
kolaborasi yang aku berikan ke kedua orangtuaku , tapi tetap saja, predikat
penulis horror telah melekat erat pada
diriku.
Aku
hanyalah seorang guru, pelayan
pendidikan, mengajar daring yang menghabiskan waktu berjam-jam didepan laptop .
Selebihnya menjadi ibu rumah tangga, mengurus anak dan suami tercinta.
Jika
postingan tulisanku , tak lagi horror,
berganti haluan non fiksi, berarti aku
harus belajar lagi sesuai dengan keinginan dan nasehat ibu. Sedangkan suami dan
anak-anakku tidak mempersoalkan kegiatan menulis ini. Semoga dilema menulis ini
bisa terpecahkan dengan baik, Amin.
Apapun karyanya, enak dinikmati. Semangat Bu.....
BalasHapusNasihat ibu selalu baik buat anak-anaknya, keren Bu
BalasHapusTerima kasih Bu Mien dan Pak Pardi atas masukannya.
BalasHapus