BERHAK BAHAGIA

H ak mendapatkan kebahagiaan dalam hidup setiap manusia itu sama, tak ingin disakiti, di perlakukan tak adil, apalagi di luar batas logika kita. Pernikahan itu sacral, mendambakan kebahagiaan untuk imencintai sehidup semati, saling setia abadi selamanya bersama pasangan hidup, Saling berikrar mengucapkan janji suci di depan penghuliu dan saksi wali, yang mensyahkan perkawinan secara agama dan masyarakat. Ternyata keinginan bahagia itu tak semudah membalikkan telapak tangan, setelah merayakan pernikahan , bulan madu , hubungan suami istri mesra-mesranya, beberapa bulan kemudian, aku baru menyadari watak suamiku yang asli . ia keras, main tangan, kebaikannya adalah kedok yang banyak menyimpan kepalsuan. Ingin gahagia han dalam perkawinanku , hanyalah mimpi, isapan jempol semata tak berujung bukti yang nyata, itulah takdir yang menimpaku. . “Punya istri kok bodoh amat, ini itu ...