Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

WEWE GOMBEL

Gambar
      Gerimis sore membasahi kampung Klonjot, gemercik air yang mengenangi jalan, membawa hawa dingin   masuk ke rumah warga. Aroma hujan membuat orang malas keluar rumah, memilih tiduran di kamar masing-masing. Jalanan sepi dan hujan semakin lebat, sampai tiba waktu malam. Petir putih yang nampak di langit menyambar-nyambar dengan kerasnya, menjatuhkan sesosok tubuh kurus terlihat tulang tengkorak dan   berambut panjang, orang-orang memanggilnya   Wewe Gombel. Tubuh Wewe Gombel jatuh terhempas di salah satu rumah warga, asap hitam mengepul tergulung-gulung, dan lenyap beberap detik   nampak penampakkan Wewe Gombel berdiri, kakinya tak menyentuh tanah tanpa berbusana, payudaranya besar dan memanjang sampai ke lutut bergerak sendiri, tengkorak wajahnya menyeramkan dengan lidah yang menjulur seperti anjing.               Wewe Gombel, penculik bayi yang keluar waktu magrib, untuk dimakan membuat dirinya mampu menjelma menjadi wanita cantik kembali. Darah bayi akan di hisapnya sampai ha

JANGAN DATANG LAGI CINTA

Gambar
           B ulan Purnama, menampakkan wajah   indahnya, membawa khayalanku terbang di kebisuan malam. Sesosok laki-laki berkharisma, membuat hatiku keras bak bebatuan cadas berubah mencair pelan seiring waktu yang terus berjalan, merajut     benang-benang asmara   tersimpan di hati yang paling dalam, memimpikan kehadirannya menjadi pendampingku kelak.        Purnomo, laki-laki   mapan yang mampu meluluhkan perasaan benci menjadi cinta, kedewasaannya yang begitu sempurna, sifat kebapakannya yang terpancar dari kesehariannya selama ini kucari, semenjak ayah meninggal 12 tahun lalu, tak dapat kupungkiri, jiwaku telah dimilikinya. Kucinta dia,   menerima apapun resiko yang akan kuhadapi, termasuk ketika Purnomo meminta keperawananku, yang telah direnggutnya tanpa paksaan, hanya kenikmatan sesaat yang terjadi. Janji manisnya telah membuatku yakin, dia adalah calon suamiku kelak. Hubungan intim didasarkan rasa cinta dan saling percaya mengalahkan logika, terus kulakukan bersama Purnom

GONDORUWO

Gambar
  Sinar bulan menemani malam berkabut di hutan Sunggoco, yang nampak gelap dan sunyi. Hembusan angin membuat ranting-ranting pepohon berjatuhan di tanah. Sesosok bayangan   hitam tinggi besar, kuku-kuku yang panjang dan runcing, barisan gigi memerah   bertaring setajam pisau yang siap mengoyak tubuh lawannya, rambut gimbal yang terurai panjang sampai lutut dialah gondoruwo, penunggu hutan Sunggoco. Kemunculannya yang tiba-tiba, terusik dengan kehadiran Handoko, yang berdoa memohon petunjuk Allah SWT, untuk menemukan istrinya yang tersesat tak diketahui rimbanya hingga kini. Langkah kaki gondoruwo menimbulkan suara dentuman di tanah, membuat getaran tubuh seseorang yang berada didekatnya, Handoko yang masih duduk bersila, matanya tertutup rapat-rapat   tak memperdulikan kehadiran gondoruwo, yang telah berdiri di depannya. Kedua tangan Gondoruwo langsung mencakar wajah Handoko, sebelum menyentuh kulit wajahnya, cahaya putih   yang memancar dari wajah Handoko melindungi serangan gondoru

CINTA ABADI

Gambar
      J alan Diponegoro Surabaya siang itu jadi saksi, seseorang pengendara mobil   menabrak sepeda montorku dengan keras. Kaca spion kiri pecah, helmku terpelanting ,   kepala terbentur aspal badan jalan dan     montorku terjatuh   mengenai   kaki, braak . Aku meringis kesakitan,   tak mampu mengangkat beban sepeda metikku.. Beberapa pengendara lain berhenti dan memberikan bantuan, lainya hanya berdiri menonton aku yang tertindih   montork. Dahi dan wajahku lebam keluar darah segar , nafasku masih ngos-ngosan, tak sadarkan diri.   Mobil pick up putih yang menabrakku lolos tak terkejar   sopir tancap gas, benar-benar sial hari ini. Petugas lalu lintas berdatangan mengevakuasi tempat kejadian dan memberiku pertolongan pertama, memanggil ambulans. Aku tak merasakan apapun, semua terasa gelap.   Kubuka mata melihat sekelilingku, tampak Rina, adik semata wayang duduk di sebelahku . "Aku dimana, mana ayah dan ibu Rin?. "Mas Rangga Alhamdulilah kamu telah siuman, sudah 4 ha

I’M ONLY WITH U

Gambar
  Lalu lintas di jalan Pahlawan, Sukoawak    cukup padat merayap , Gerahnya tubuhku berkendara di panasnya sinar   matahari yang menyengat, suara klakson mobil terdengar saling bersautan meminta jalan. Mobil berjejer   terjebak kemancetan. Aku melirik arloji yang melingkar di tangan kiri.   Jam munujukkan pukul   12.00. Keringatku keluar perlahan, meski di dalam mobil ber AC. HPku berdering, kulihat Amanda menelponku.            " Rik, aku sudah nyampek nih, kamu kemana?.            " Sorry, ini lagi   otw, tunggu aku masih terjebak mancet".            " Oke-oke sampai jam berapa?.            " Tak tahu Amanda,   ini   mancetnya sampai jam berapa".            " Males janjian ama lu Erik". Tut, tut, tut suara   Hp Amanda, ternyata telah   dimatikan, ada rasa bersalah yang kurasakan di hati, tak ingin   terlambat datang waktu   janjian, gara-gara mancet benar-benar   sialan. Waktu terasa berjalan lambat, 30 menit sudah menunggu, Alhamdu

TERROR SUANGGI II

Gambar
  M alam yang menegangkan membawa kesedihan keluarga Putri, terbunuhnya Rajiya membuat mereka terpukul. Kematian Rajiiya, paman Putri sangat menggenaskan. Lubang mengangga di bagian rongga dada, isinya telah dilahap habis babi, jelmaan Bejo yang ganas dan rakus. Pemandangan yang mengerikan,   darah Rajiya   yang masih tercecer   membasahi lantai, kedua bola mata Rajiya hampir keluar, lidahnya menjulur panjang.    Warga kampung Cisarea geger mendengar berita   pembunuhan Rajiya. Mereka berduyun-duyun mendatangi dan menyaksikan mayat Rajiya, yang masih blepotan darah. Geram amarah warga melihat sadisnya pembunuh Rajiya, sebagian ada yang hanya menutup mata, takut melihat kondisi mayat. Tak lama mayat   Rajiya dibersihkan , dipasang kain kafan dan dikebumikan   di TPU Kalisun. Sanak famili banyak berdatangan untuk berbelasungkawa     dan   mengikuti proses pemakaman   Rajiya sampai selesai ke liang lahat. Matahari pagi yang tertutup mendung hitam, hujan rintik-rintik yang membasahi pe

TERROR SUANGGI

Gambar
  Suanggi sebutan untuk sebuah ilmu hitam   bagi manusia yang memiliki kemampuan ghaib yang menyerupai iblis , untuk orang yang menekuninya. Suanggi banyak terdapat   terutama di daerah  Papu ni . . Suanggi sangat ditakuti masyarakat, karena banyak digunakan untuk membunuh orang, terutama yang tak disukai. Manusia menjadi   suanggi dilalui dengan proses yang panjang., Seseorang    harus memakan daun khusus, tak   ada seorangun tahu nama daun yang dikonsumsi untuk menjadi suanggi. Salah satu persyaratan lainnya   adalah menyediakan tumbal dari keturunan atau keluarganya sendiri. Keistimewaan menjadi suanggi , jika ingin membunuh seseorang, hanya dengan menggunakan mantra atau berubah menjadi bayangan ke rumah korban. Biasanya, dalam beberapa hari kemudian korban sakit dikarenakan hal yang tak wajar. Pendekatan medis tak mampu mendeteksinya. Selain itu mayat korban akan dimakan geisi perutnya   untuk meningkatkan kekuatan   ilmu mereka,. Bejo laki-laki berperut buncit, pendek   tak ber

WE ARE THE CHAMPION

Gambar
P agi yang cerah, matahari telah meninggi,   waktu bekerja telah tiba, aku masih di atas tempat tidur, seperti robot beremote   aku menjalankan aktivitas keseharian, persiapan berangkat kerja. Persiapanku hanya 15 menit, tetap kulalui seperti biasa.   Kini rambutku telah rapi dan bersih,  seragam kerja yang   wangi serta   sepasang sepatu hitam telah bersih dan mengkilap. Sepeda montor kuhidupkan dan   tancap gas untuk berangkat kerja. Untungnya perjalanan lancar, hanya 10 menit dari tempat kerja,   laju sepeda montorku cukup cepat. yang penting selamat dan tepat waktu masuk kerja, Alhamdililah. Kuturun dari sepeda montor dengan semangat tinggi, dan senyum tersungging menghadapi pekerjaan   hari   ini.   Kuberjalan dengan tergesa-gesa   tanpa   tengok kanan-kiriku, tak sengaja menyenggol tas seseorang sampai jatuh, setelah kuamati ternyata tas bu Nancy, big bos perusahaan tempatku bekerja ,   rasanya bersalah dan malu.             " Mohon maaf   bu, saya tak sengaja".  

KULEPAS DENGAN IKLAS

Gambar
       P agiku   berseri, burung-burung berkicau riang, udara segar   tercium dan wanginya bunga kamboja kuning, terasa indahnya hari ini. Kulangkahkan kaki menuju kamar mandi, persiapanku untuk bertemu Bujana, teman kecilku sekaligus sahabat yang imut yang mengisi kehampaan diriku. Air kamar mandi yang dingin menyegarkan rambut dan tubuhku yang basah dengan guyuran air dari gayung yang kupegangang kuat-kuat. Belum selesai mandi, terdengar bel berbunyi 2x, tanda ada tamu yang   menunggu di depan rumah.             " Tunggu sebentar". Aku  membuka pintu, tak ada orang yang bertamu, dan kulihat seikat bunga di bawah pintu. Seikat bunga anggrek putih yang segar dan cantik, seseorang yang telah menaruhnya di situ. Kuambil dan kucium wanginya bunga,   tertulis nama pengirim Bujana, pria yang kucinta. Rasa senang, dan kekagumanku pada Bujana, semakin hari makin menjadi, inikah benih-benih cinta pertamaku?, aku diam   tersenyum-senyum sendiri. Bujana, sesosok pria   yang   membu

SALAM RINDU BUAT MAMA

Gambar
                                                                        C ahaya bulan nampak bersinar   indah, bintang-bintang yang berkerlap-kerlip di angkasa mengingatkanku dengan sesosok mama. Mama yang selalu mendampingiku, merawat, mendidik, membesarkanku dengan belaian kasih sayang, mamaku tak pernah tergantikan di atas muka bumi ini.   Sebulan terasa lama sekali ditinggal mama, yang   pergi untuk selama-lamanya. Bayangan mama selalu datang menghampiri pikiranku. Terkenang saat-saat indah bersama mama, foto-foto masa kecilku masih tetap tergantung di sisi dinding kamar. Foto-foto yang menggambarkan ketika masih bayi, aku mulai bisa berjalan, saat belajar bersepeda dan banyak lag, inlah yang membuat air mataku menetes membanjiri pipi, mama bagaimana aku hidup tanpamu, Putra, nama panggilanku. Mama memberi nama itu, karena papa sangat merindukan anak laki-laki sebagai anak pertama. Saat-saat indah tak terlupakan   di masa kecilku, hingga menginjak masa remaja. Sayangnya, mama