Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

PANTUN ABCD

Gambar
  NASKAH PANTUN ABCD Oleh: Panca Lukitasari   MP.d   1.       Pantun Horror   Arwah-arwah jahat menggitari Bayangan putih menampakkan diri Cahaya lampu berkedip sendiri Didepanmu arwah akan berdiri   Angin membawa aroma melati Bisikan setan mulai terjadi Cemas takut jangan menyendiri Duduklah tenangkan jiwamu kini   Angker, pemilik rumah dedemit Bangunannya gelap tak berpenghuni Celakalah orang yang memasuki Didalamnya dedemit selalu mengawasi     Anak kecil tanpa kepala Berlari dilorong tak bercahaya Cari uang buat tuannya Dijuluki tuyul nama panggilannya Surabaya, 29 Mei 2022           2.      Pantun Perasaan Cinta   Akuilah jika itu cinta Bicaralah dengan hati & rasa Cintai dengan seluruh jiwa Dunia serasa milik berdua   Andai hati bisa bicara Buat dirimu sealu percaya Cintaku tak ada duanya Dirimu yang dihatiku   saja.   Apapun asalkan kamu suka Butuh pengorbanan dan keberanian Calon pendampng pendama

SUAMI GONDORUWO

Gambar
        H utan Bulokandang, sebelah timur Pasuruan dikenal sebagai hutan liar, penuh binatang buas dan mahluk tak kasat mata. Penduduk desa Bulowetek, paham betul kondisi hutan yang seram, hingga tak satupun orang yang berani mendatangi hutan itu, bisa masuk tapi tak akan mampu keluar hutan hidup-hidup hanya tinggal nama saja.       Juminten, perawan desa berparas cantik, tubuhnya langsing berkulit putih, membuat pria jakunnya naik turun, matanya blingsatan melihat kemolekan tubuh, tak satupun berkedip matanya saat Juminten lewat. Jumintek bak kembang desa, yang lagi mekar-mekarnya,   disukai laki-laki tua dan dewasa.         Juminten tinggal di gubuk tua bersama ibunya, bapaknya telah meninggal dunia 16 tahun lalu. Keseharian Juminten bersama ibunya, Miesa adalah   berkebun dibelakang rumahnya. Sawi, kangkung, bayam , mangga, pisang , dan tomat tumbuh sehat   dan subur. Di dekat pohon pisang tumbuh sebuah pohon besar yang berumur ratusan tahun, tingginya mencapai 16 meter yang keb

IBU, SI PEMBUKA PINTU SURGA

Gambar
  Sutini, alias bu Tini nama panggilan ibuku sehari-hari, seorang ibu rumah tangga yang telah ditinggal pergi oleh bapak, 20 tahun yang lalu. Ibu, wanita yang tegas, berprinsip dan kuat, sangat berperan dalam keluarga. Ibuku sekaligus ayah, tangan-tangan lembutnya yang mampu mengangkat dan menyelesaikan masalah yang pelik, mendamaikan rasa keluarga menjadi nyaman dan rukun bersaudara. Aku sendiri Rodiyah,   dan 2 adikku Tobi dan Marlena. Keseharian ibu, jualan pisang rebus, di Pasar Senin yang letaknya tak jauh dari rumah kami. Ibu, mendapatkan pisang rebus dari hasil panen kebun belakang rumah. Kebun yang tak luas, penataan tanah dan menjaga kesuburan   yang bagus membuat pohon-pohon tumbuh sangat   subur.   Ibuku sangat menjaga ibadahnya, ibu adalah imam keluarga.   Mulai terdengar adzan   ibu segera melakukan sholat khusuk, berjamaah bersama ketiga anaknya, di imami oleh Tobi. Baik sholat fardhu maupun sholat malam, tanpa absen satu haripun.   Kedua tangan   ibu yang keriput, mene

CINTAKU, BAGAI POHON TAK BERBUAH

Gambar
" Menjalin hubungan yang serius, menemukan pasangan hidup yang siap melangkah ke bahtera rumah tangga adalah tujuan dan impianku sejak dulu. Usiaku telah menginjak   kepala 3, sudah bukan waktunya lagi bermain-main dengan cinta. Persiapan untuk berumah tangga 70%   secara financial aku telah mampu, dan mapan. Akupun telah menemukan calon pasangan yang ideal, mampu mengayomi keluarga kecilku kelak. Rike nama tak asing lagi d telingaku, dialah calon yang kugadang-gadang menjadi pendampingku nanti. Keseriusanku mempertahankan hubungan cintaku dengannya tak dapat kuuraikan dengan kata-kata. Aku percaya dan setia   pada wanita satu ini. Aku menerima Rike apa adanya, demikian pula dengannya. Kedua keluargaku dan Rike tak ada masalah, seolah aku dan Rike ditakdirkan bersama. Perasanku senang, bahagia, membangun mahligai rumah tangga   tak akan lama lagi, Alhamduliah. Bulan Juli 2021, rencana perkawinanku akan dilaksanakan. Hati ini terus berdebar-debar menunggu hari H-nya akan segera d

KEPASTIAN

Gambar
                   Menatap Lukman, teman dekatku penampilannya cukup sederhana, tak ada yang istimewa darinya. Lukman teman satu sekolah, mulai SD, SMP,SMA sampai diperguruan tinggi, kami selalu bersama. Mulai berangkat sekolah, belajar bersama, mengerjakan PR berdua, seakan Lukman menjelma menjadi teman, sahabat , sekaligus cowok idamanku. Bayangkan rasanya kukenal Lukman luar  dalam, kami tak pernah berjauhan. Hampir tiap hari Lukman datang kerumahku. Lukman yang imut, kadang ngemesin, juga bikin kangen aku. Entah mulai dari mana, kini aku ada rasa untuknya. Sering kupandang dirinya, menatap dalam-dalam, adakah dia punya rasa yang sama untukku?. Perasaan ragu, seakan menyelimuti hati. Adakah rasaku sama dengan apa yang kau rasakan, aku butuh kepastian.             Gerimis malam itu, membuatku terus berbaring di tempat tidur, kuingat lagi wajah Lukman, kirakira dia sedang apa ya?. Belum 1 menit aku ingin buka Hp, ternyata ada SMS darinya. Lukman menanyakan persis yang ada dipikirank

AYAH, MALAIKAT TAK BERSAYAP

Gambar
  “Bubur ketan  hitam” teriak pak tua, menjinjing dua bakulnya yang berat tergantung di pundaknya, menelusuri gang kecil, menunggu pembeli memanggilnya.  Pak tua, terus berjalan melewati jalan setapak area persawahan, 500 meter dan mendengar teriakan seseorang. “Pak, saya beli buburnya, masih hangatkan?”. “Ya, Pak”. Pak tua menghentikan langkahnya, dan duduk di kursi kecil, mulai mengisi mangkok besar dengan bubur ketan hitam. Tekstur bubur yang mengental dan tercium bau wangi pandan santan yang dituangkan. "Hmm aromanya enak nih". "Alhamdulilah, ini buburnya". "Berapa uangnya?". "Rp 5000,00". "Terima kasih".       Sambil tersenyum ramah, pak tua meninggalkan tempat itu, dan melanjutkan berjualan di Pasar Gembong Jombang. Pak tua berjalan sampai di tempat mangkal menjajakan ketan hitam. Pak tua, orang-orang yang biasanya memanggilnya, mempunyai nama asli, Kasmojo. Beliau adalah ayahku. Seorang ayah yang berjiwa besar,

KETEMU JODOH

Gambar
         D ona, si jomblo adalah nama panggilanku. Usiaku yang menginjak 24   tahun, dan masih single alias tak punya teman spesial. Kata teman-temanku aku cantik dan pintar, tapi heran tak satupun pria yang menjdi pacarku. Memang aku selektif memilih seseorang menjadi pasanganku. “Bukan cinta gampangan” itulah mottoku. Satu, dua, dan tiga pria ingin pendekate denganku, tapi tak satupun dari mereka bisa membuatku luluh, dan fall in love padaku. Tak seperti Meli dan Rico, kedua sahabatku mulai SMU, sudah jadian hingga kini. Mungkin saat ini aku masih belum   dipertemukan jodohku.         Tahun 2020 adalah   tahun keberuntunganku. Aku yang biasanya sering   menjomblo, kini mulai ada tanda-tanda akan jadian dengan teman sekampus. Entah mulai kapan rasa ini mulai ada. Perhatian yang cukup besar , telah terbiasa kuterima dari laki-laki satu ini.   Rasa sayang tak sekedar kata-kata yang romantis dia berikan. Mas Fatih, laki-laki sederhana yang sabar dan ulet mendapatkan apa yang dicari. Ta

TAK BERUNTUNG

Gambar
  Matahari yang mengintip dari balik tirai jendelaku yang sedikit terbuka, hawa dingin di pagi ini, membuatku malas beranjak bangun. Tung, tung, tug suara kentungan besi, kudengar jelas di depan rumah. Walau masih mengantuk, kubuka mata ini pelan-pelan, ternyata hari telah siang. Suara kentungan masih saja kudengar . Aku berjalan ke ruang tamu dan mencium bau melati, wangi sekali. Kubuka pintu, terlhat jelas bendera palang merah tepat di depan rumahku. Aku mendekat didepan pagar, beberapa orang telah duduk-duduk dan Remi, anak tetengga depan rumah, mulai sibuk menyiapkan prosesi pemakaman.   Ah siapa yang meninggal ini?. Kok rumah Remi.    “Rem, Remi siapa yang meninggal?”    “Kamu baru   bangun, Niji tuh ibuku meninggal”.    “Inalilahi wa inalilahi rojiun, sabar ya Rem”.    “Pasti, Nij”. Aku melangkah masuk rumah, langsung mandi dan bersiap-siap ke rumah Remi. Ketika masuk kamar mandi, aku mencium bau wangi melati, sama baunya seperti di ruang tamu tadi.   Ada rasa was-was k