Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Pentigraph : SELALU MEMUJAMU

Gambar
Malamku terasa sunyi, tak nampak lagi bintang-bintang dan bulan menghiasi langit. Angin malam berhembus pelan, menggerakkan rambut hitamku.   Perihnya derita hati yang kurasakan. Anita, wanita yang kukasihi harus menghadap Illahi Robi. Keganasan covid 19, telah merenggut nyawanya kemarin siang.    Berita meninggalnya Anita, meruntuhkan semua harapan dan cintaku. Ingin menjerit dan memohon pada Tuhan, untuk mengembalikan nyawa Anita. Aku membutuhkannya sebagai calon pendamping hidupku nanti. Anita, mengapa harus kamu yang meninggal, mengapa tidak aku. Bayangan Anita yang selalu datang, dalam lamunanku tanpa kenal waktu. Kesabaran dan keuletan Anita   membuatku kagum dengannya, kedewasaan dan sifat keibuannya yang   mampu menguatkanku untuk tegar menghadapi hidup.   Anitaku, bagai bidadari yang turun dari langit, dan sangat sulit menemukan sesosok wanita sepertinya. Hanya dia yang mampu   mendamaikan hatiku yang sekeras batu karang, hanya Anita yang bisa.   Hujan di malam ini,   seakan

PENTIGRAP: ANDAI KUBISA MEMELUK BINTANG

Gambar
          Mencari ilmu sampai ke negeri Cina itulah mottoku untuk selalu belajar dalam menuntut ilmu. Ingin rasanya menjadi kebanggaan kedua orang tua, dengan meraih prestasi di sekolah. Tiap kali melihat berita di TV, gambar presiden, menteri, polisi,   rasanya bangga betul mempunyai kedudukan   dan jabatan yang tinggi seperti mereka. Apakah mimpi bisa jadi kenyataan?.   Bapakku saja berprofesi menjadi tukang sol sepatu dan ibuku penjual   tahu tek tek   keliling kampung. Aku sangat bangga pada kedua orang tuaku, yang berusaha membiayai aku dan kedua adikku dengan rejeki yang halal. Tiap hari aku berjalan kaki ke sekolah dengan sepatu buntut yang tak jelas warna hitamnya, aku tetap bersemangat untuk sekolah, aku harus berpendidikan tinggi   memperjuangkan masa depanku.      Sehabis   sholat magrib aku dan adik-adikku tengah duduk di depan rumah menunggu bapak dan ibukku pulang kerja. Kami bertiga harus menahan lapar sedari siang. Ibu biasanya pulang setelah isya, dan disusul oleh ay

Pentigrap : DUNIA TAK SELEBAR DAUN KELOR

Gambar
          Dedaunan hijau   dan bunga bermekaran di pagi hari, tercium segar dan wangi. Mentari telah menunjukkan keelokkan sinarnya, udara sekitar seakan menyapaku dengan indahya. Hari ini adalah hari yang kutunggu-tunggu, pacar idamanku mas Anas akan mengajakku jalan-jalan   jam 08.00 tepat   di taman Bunkul . Mas   Anas, mahasiswa sastra Inggris di Unesa Surabaya, semester akhir, lagi repot-repotnya menyusun tugs akhir skripsi. Sedang aku masih kuliah di Unmuh (Universitas Muhamadiyah Surabaya) semester 2. Jam telah menunjukkan 08.10 , aku harap-harap cemas, mas Anas belum kelihatan batang hidungnya. Aku sudah dandan secantik mungkin, takut bedakku mulai luntur kena tetesan keringat yang keluar dari sela-sela rambutku. Jam terus berputar sampai 09.45 mas Anas belum datang juga. Aku mulai kesal dan uring-uringan, kemana mas Anas ini?’ Moodku yang lagi senang berubah jadi dongkol dan kecewa berat sama pacarku ini. Tak lama kumendengar suara montor mas Anas yang baru sampai rumahku. M

MAHLUK BERPAKAIAN PUTIH, KUNTILANAK

Gambar
  K u ntilanak , perempuan  setan yang sering menganggu ketenangan manusia. Kehadirannya datang secara tiba-tiba dengan wajah yang menyeramkan. Pakaian putih yang panjang, dengan rambut yang menutupi wajahnya yang pucat, mata dan bibirnya selalu berdarah  mengerikan, dilihat dengan mata telanjang. Kuntilanak mampu trbang, dan hinggap dipohon area perkuburan, atau berdiri di samping  pohon, dengan suara ketawa cekikian, hi, hi, hi, hi.         Tahun 2018, suasana puasa Ramadhan di rumahku. Sehabis sholat isya aku pergi ke belakang rumah, lantai atas untuk ke kamar mandi. Kubuka pintu belakang, pandanganku tertuju di gudang, yang biasanya kupakai untuk menjemur cucian baju. Ruang gudang pintunya selalu terbuka. Sinar lampu ruangan yang terang, buatku terbelalak dengan kehadiran mahluk setan berbaju putih, dengan rambut memanjang menutupi wajahnya. Kuntilanak berdiri di dekat mesin cuci, dengan tangannya yang terlihat runcing. Aku berjalan keluar pintu, ingin rasanya kudekati penampakan K