JALAN TERBAIKMU MAS TRI


 

Sesosok laki-laki bertubuh tambun dan berkulit sawo matang, itu adalah kakakku kedua  dari lima besaudara yang bernama Tri Waluyo, berjiwa kuat, pantang menyerah dan bersahaja. Kami bertiga, aku, Mas Tri dan alm. Agung adalah penderita penyakit gula (diabet militus tipe 2) dan hipertensi (tekanan darah tinggi) bertahun-tahun. Kedua penyakit itu yang menghantui kesehatan tubuh kami, yang sangat rentan  tertular virus covid 19.  Sakit diabet yang menyerang tubuh kami bertiga meski bertipe sama, tapi aku yang masih bisa bertahan, karena tetap mengatur pola makan, dan mengkonsumsi air rebusan ketan hitam pagi-sore tiap hari. Sedangkan  kakakku,  harus bolak-balik masuk rumah sakit, karena luka di kaki, punggung yang tak kunjung sembuh, terpaksa rawat inap, mengobati luka ditubuhnya secara medis.

Mas Tri nama panggilan kakakku kedua, sangat  lihai dalam  menyembihkan beberapa penyakit dengan  tangannya, yang lincah dan kuat  mengobati, syaraf-syaraf tubuh pasien dengan sigap. Mas Tri, selain pandai dalam pengobatan non medis, beliau bekerja di bisnis property, jual-beli rumah. Aku tak sepandai, Mas Tri dalam urusan bisnis property. Aku hanya tahu cerita dari ibu, tentang usaha yang dirintis Mas Tri bertahun-tahun,  jatuh-bangun  demi mencari nafkah keluarganya. Memang ada cerita miris yang sempat  terdengar dari  keluarga besar kami, Usaha property ini, membutuhkan keuletan dan modal yang tidak sedikit untuk memperlancar  dalam menjalankannya, banyak orang yang pura-pura baik, padahal sejatinya tidak. Tak jarang Mas Tri   ketipu dengan teman sesama koleganya, mengiming-iming  bonus besar jika target penjualan terpenuhi, tapi setelah target itu didapat, koleganya kabur, tanpa tanggung jawab tak diketehui rimbanya, hingga Mas Tri harus mengalami kerugian finansial dan tenaga yang tak sedikit.

Rejeki Mas Tri seperti  air laut, kadang pasang kadang surut. Surutnya, pemasukan tak dapat diharapkan datamgnya tapi pengeluaran tak terkontrol, untuk memenuhi kebutuhan  sehari-hari terpaksa Mas Tri harus gali lubang, tutup lubang, begitulah bisnis property, awalnya memang terasa sulit, dan melalui proses yang berliku-liku ,  ketika telah paham alur dunia property baru terasa enjoy setelah  mendapatkan profit. Pencairan bonus penjualan sampai ratusan juta, tak heran 3 mobil mewah yang mentereng,  berjejer di sebelah rumah, menjadikan Mas Tri  seseorang yang berkelas, dan berpengaruh. Tahun 2016  adalah tahun  emas, bagi Mas Tri sekeluarga, dipuncak kesuksesannya , Mas Tri mampu menyewa  kantor property,  yang cukup luas, dan strategis letaknya tak jauh dari rumahnya sendiri.  Memperkerjakan karywan yang handal dan pengacara yang bergaji puluhan juta . Tahun berganti tahun, Usaha property makin sukses dan lancar. Perekonomian keluarganya semakin baik, dan suka gonta-ganti mobil bermerk. Mas Tri seolah naik daun.

Roda kehidupan terus berputar, kadang di atas kadang pula dibawah, memasuki tahun 2021, usaha property Mas Tri mengalami penurunan finansial berakhir  kebangkrutan, tak lagi ada pemasukan dan harus membayar gaji bulanan karyawan, dan tak mampu bertahan dengan kondisi lebih lama.. Kantor Mas Tri, yang mewah dan memiliki puluhan karyawan pemasaran terpaksa harus gulung tikar. Kondisi yang tak memungkinkan bisa bertahan. Covid 19 menjadi-jadi,  adanya lock down, PHK terjadi dimana-mana, membuat ekonomi masyarakat, menjadi turun dan melemah. Inilah momok permasalahan, yang membuat usaha property mati suri, tak dapat diharapkan lagi. Mas Tripun pindah haluan, dan mulai merintis berjualan cctv door to door, hal ini kuketahui dari cerita ibu juga. Susahnya mendapat penghasilan besar seperti ketika jaya-jayanya di usaha property, hal ini menjadikan bahan pikiran Mas Tri, apalagi hasil penjualan cctv, tak banyak membantu perekonomian keluarganya.  Minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, nyaris tanpa penghasilan, tak membuat nyalinya ciut. Di tengah ganasnya covid 19 adik kami, Sulistyo Agung Prabowo harus berpulang, 20 Juli 2021. Meninggalnya adik tersayang merupakan pukulan berat bagi keluarga, utamanya ibu. Kesedihan dan air mata serasa tak terbendung, mengapa adikku harus berpulang. Kami saudaranya hanya mampu menatap peti mati, tanpa melihat wajah untuk yang terakhir kalinya. Prosedur pemakaman penderita covid 19 , dilakukan dengan ketat.

Bulan demi bulan terus berjalan, usaha-usaha Mas Tri untuk mampu menafkahi keluarga kecilnya selalu gagal,  tak sampai hati orang tua kami terus memberikan bantuan moril dan spiritual agar Mas Tri tetap semangat menjalankan kewajibannya, sebagai kepala keluarga.  Hari-hari berat yang dilaluinya membuat Mas Tri terganggu kesehatannya. Sakit diabet yang dideritanya, semakin meninggi  membuat pernafasannya tergnggu.

Hari-hari kelabu harus dilewati Mas Tri, tubuhnya mulai sakit dan lemah, terkadang disertai pingsan, tak sadarkan diri. Bersama anak istrinya, Mas Tri dibawa ke rumah sakit. Selang infus, alat bantu pernafasanpun dan alat medis lainnya  terpasang di badan Mas Tri. Pemulihan kondisi Mas Tri memerlukan proses waktu sampai 9 hari.  Hari ke 10 mas Tri diperbolehkan pulang. Ada perasaan bahagia, kesehatan Mas Tri berangsur-angsur membaik.

Seminggu sudah Mas Tri, beristirahat di rumah. Tak berlangsung lama, diabet Mas Tri naik lagi karena konsumsi gula tak terkontrol , disertai hipertensinya naik tajam. Insting Mas  Tri untuk  mengobati diri sendiripun dilakukan, Masku melukai kaki, berharap tekanan darah tingginya turun . Mas Tri mensilet telapak kakinya terlalu lebar, menyebabkan cairan darah keluar terlalu banyak, hingga Mas Tri kondisi drop tak sadarkan diri, di rumah. Rasa sakit yang dideritanya mulai parah, Mas Tri tak kuat merasakan nyeri hebat di sekujur tubuhnya. Kaki dan tanganya bengkak, membuatnya tak bisa berjalan alias lumpuh. Mas Tri butuh Transfusi darah karena luka di kaki.

Masku, harus dibawa kembali ke RS Suwandi untuk pengobatan medis. Kedua orang tuaku dan semua saudara merasa prihatin melihat kondisinya. Mas Tri mengira penyakit yang dideranya karena kena santet (Ilmu guna-guna). Argumen-argumen yang beliau kemukakan didasarkan, kolega-kolega di usaha properperti bermain ilmu santet, sakit hati melihat kesuksesan Mas Tri. Kami tercercengang ada rasa ragu, apa benar penyakit yang bersarang di tubuh Mas Tri murni karena santet. Ibu, dan Mas didik (kakak ke 3) mengambil air aqua dengan membaca Al fatihah 10X. Air aqua diminumkan ke Mas Tri.  Setelah meminum air itu, Mas Tri merasa ada yang aneh, efek air yang diminum. Tiba-tiba Mas Tri mempunyai keinginn untuk  melakukan sholat taubat, setelah 20 tahun tidak melakukan ibadah sholat, perasaan menyesal atas semua apa yang dilakukannya  selama hidup,

Masku, meminta untuk pulang paksa, rawat jalan di  rumah. Setengah memaksaku, untuk meminta ijin ke dokter yang merawat Mas Tri.  Kuberikan nasehat-nasehat agar beliau mau meneruskan pengobatan penyakitnya di RS suwandi, tapi terus diolaknya, terpaksa aku  melakukan apa  yang Mas Tri minta.  Setelah mengurus tagihan rumah sakit serta resep resep obat, Alhamdulilah terhandle juga dengan baik. Siang itu Mas Tri bisa pulang, dan beristirahat di rumah 

Seolah melakukan keinginan terakhinya, Mas Tri segera melakukan sholat taubat, tapi sempat bingung tak tahu bagaimana untuk memulainya. Mas didikpun memintaku untuk mencarikan ustads yang mampu mengajarinya tata cara berwudhu secara tanyamum dan bacaan sholat. Alhamdulilah Allah SWT memberikan kelancaran. Ustads Amir, teman sekerjaku  bersedia memberi tauziah, mendatangi   rumah Mas Tri. Mulanya Mas Tri menolak untuk diminta melakukan sholat lima waktu, dengan kesabaran yang luar biasa akhirnya ustads Amir mampu meyakinkan Mas Tri sekaligus menyadarkannya agar kembali ke jalan Allah SWT.

Skenario Allah SWT memang sangat indah, Allahuakbar 3x Mas Tri bisa melakukan sholat taubat dan melaksanakan sholat lima waktu, dzikir tiap waktu, menjalankan amalan sholeh  selama 2x hari berturut-turut membawa keberkahan bagi keluarga Mas Tri. Allah SWT memberi hidayah yang luar biasa, wajah Mas Tri terlihat  bersih dan bercahaya. Rabu, tanggal 2 Maret 2021 kondisi Mas Tri drop tak sadarkan diri lagi dan dibawa ke RS Suwandi langsung masuk di ruang IGD, terindikasi terpapar covid   19. Serangkaian pemeriksaan intensifpun dilakukan, tes Swab, PCR, dan hasilnya dinyatakan positif .

     Tepat jam 20.00 Mas Tri dibawa ke ruang isolasi lantai 3, sendiri tanpa didampingi oleh satu anggota keluargapun. Malam itu pukul 21.00 Mas Tri tak sadar, dan dinyatakan kritis oleh dokter. Kondisi Mas Tri yang tergeletak lemah, dengan nafas yang masih sesak, detak jantungnya yang turun naik. Mas Tri sendirian  dikamar isolasi, perawat ruangan yang memantau konisi detak jantung dari kamera khusus, Mas Tri masih kritis. Tanggal  4 Maret 2021, pukul 09.15 Mas Tri menghembuskan nafas terakhirnya. Inalilahi wa inalilahi rojiun, seolah tak percaya, Mas tri harus menghadap Allah SWT di  hari baik, jumat. Subhanallah, Mas Triku telah tiada, terbayang senyumya, rindu suaranya, masku yang berusia 54 tahun harus meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Semoga khusnul khotimah, mati sahid, dan masuk surga Mas Tri,  Amin, amin, amin YRA

 

 

 

 

 

Komentar

  1. Innalillahi wainnailaihi rajiun..... Semoga diampuni dosanya.
    Allah masih memberikan kesempatan Mas Tri bertobat
    Alhamdulillah.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SANG PENDOSA

AYAH, MALAIKAT TAK BERSAYAP

IBU, SI PEMBUKA PINTU SURGA