IBU, SI PEMBUKA PINTU SURGA


 

Sutini, alias bu Tini nama panggilan ibuku sehari-hari, seorang ibu rumah tangga yang telah ditinggal pergi oleh bapak, 20 tahun yang lalu. Ibu, wanita yang tegas, berprinsip dan kuat, sangat berperan dalam keluarga. Ibuku sekaligus ayah, tangan-tangan lembutnya yang mampu mengangkat dan menyelesaikan masalah yang pelik, mendamaikan rasa keluarga menjadi nyaman dan rukun bersaudara. Aku sendiri Rodiyah,  dan 2 adikku Tobi dan Marlena. Keseharian ibu, jualan pisang rebus, di Pasar Senin yang letaknya tak jauh dari rumah kami. Ibu, mendapatkan pisang rebus dari hasil panen kebun belakang rumah. Kebun yang tak luas, penataan tanah dan menjaga kesuburan  yang bagus membuat pohon-pohon tumbuh sangat  subur.

 Ibuku sangat menjaga ibadahnya, ibu adalah imam keluarga.  Mulai terdengar adzan  ibu segera melakukan sholat khusuk, berjamaah bersama ketiga anaknya, di imami oleh Tobi. Baik sholat fardhu maupun sholat malam, tanpa absen satu haripun.  Kedua tangan  ibu yang keriput, menengadah mendoakan kami bertiga sejahtera, menjadi muslim calon-calon penghuni surga Allah SWT, Amin amin amin YRA.

Bakti kami membalas jasa ibu, membuatnya  senang dan bangga pada kami, ketiga anaknya.. Alunan suara Tobi, membaca al Quran setiap sebelum sholat, merdu dan menerangi hati kami. Marlena, yang memasak makanan kami berempat, mengajar ngaji di rumah bersama Tobi, pada anak-anak kampung. Dan aku telah bekerja, mengajar di SD  Madrasah ibtidaiyah, membiayai Tobi dan Marlena sekolah. Akupun melarang ibu jualan, tapi ibu mamaksa. Ibu, tak mau membebani anaknya. Ibu, si pembuka surga anak-anaknya.


Surabaya 25 Mei 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SANG PENDOSA

AYAH, MALAIKAT TAK BERSAYAP