Pentigraph : SELALU MEMUJAMU
Malamku
terasa sunyi, tak nampak lagi bintang-bintang dan bulan menghiasi langit. Angin
malam berhembus pelan, menggerakkan rambut hitamku. Perihnya derita hati yang kurasakan. Anita,
wanita yang kukasihi harus menghadap Illahi Robi. Keganasan covid 19, telah
merenggut nyawanya kemarin siang. Berita
meninggalnya Anita, meruntuhkan semua harapan dan cintaku. Ingin menjerit dan
memohon pada Tuhan, untuk mengembalikan nyawa Anita. Aku membutuhkannya sebagai
calon pendamping hidupku nanti. Anita, mengapa harus kamu yang meninggal,
mengapa tidak aku.
Bayangan
Anita yang selalu datang, dalam lamunanku tanpa kenal waktu. Kesabaran dan
keuletan Anita membuatku kagum
dengannya, kedewasaan dan sifat keibuannya yang mampu menguatkanku untuk tegar menghadapi
hidup. Anitaku, bagai bidadari yang
turun dari langit, dan sangat sulit menemukan sesosok wanita sepertinya. Hanya
dia yang mampu mendamaikan hatiku yang
sekeras batu karang, hanya Anita yang bisa.
Hujan di malam ini, seakan
melukiskan rasa kehilanganku saat ini. Kududuk bersandar dikamar sendiri,
dinginnya air hujan masuk di sela-sela jendela yang kubiarkan terbuka.
Kuberbisik lirih dalam hati, andai kutahu Anita akan tiada, takkan kubiarkan virus covid 19
menyerangnya, biarkan aku saja yang sakit dan mati, demi kamu aku bersedia
Anita. Betapa tidak enaknya ditinggal pergi seperti ini. Air mataku meleleh,
jatuh membasahi pipi, aku belum rela Anita.
Diseperempat waktu malam, aku
bersujud dan menengadahkan tanganku di atas sajadah putih, memohon Allah
memberikan keiklasan dan kesabaran menerima semua cobaan yang tengah kurasakan.
Memohon Allah SWT memberikan hati seluas samudra, yang mampu menelan kepahitan
hidup yang harus kualami, sebagai cambukan diriku untuk mampu berdiri dari
keterpurukan. Semoga Allah SWT, memberikan tempat yang terbaik untukmu Anita,
love U much. Anita, untuk sekarang dan nanti, aku selalu memujamu.
Subhanallah
BalasHapusKenaa om jay
Hapus