MISTERI SENDANG BIRU

                         


  Pantai Sendang Biru merupakan salah satu pantai yang terletak di Desa Sumber Biji, Kecamatan Sumber Mancung  timur, 99 km ke arah selatan dari pusat Kota Benjeng. Dalam bahasa Jawa pantai ini memiliki arti sumber air yang berwarna biru. Tenangnya  air jernih yang mengalir, di sela-sela bebatuan karang, menyimpan sebuah misteri yang menakutkann. Mencari pesugihan untuk kaya mendadak adalah salah satu tujuan pengunjung pantai Sendang Biru,  Pantangan untuk semua pengunjung adalah dilarang membawa pasangan laki-laki untuk bersama, bermesraan,  di wilayah pantai akan fatal akibatnya bila dilanggar.

Indahnya  pantai yang menyimpan sejuta misteri mulai jaman penjajahan hingga kini. Sejarah penunggu pantai Sendang biru, Dewi Suti siluman  telah kehilangan  sesosok laki-laki yang dicintainya, Janoko meninggal dibunuh siluman buaya yang cemburu, Dewi Suti lebih memilih Janoko dari  padanya. Siluman  buaya yang ganas, tiba-tiba menyerang tanpa menjelaskan duduk perkara pada Janoko yang tiba-tiba dipukul, ditendang  secara membabi-buta, perkelahian sengit dengan lawan tak seimbang, siluman buaya yang jauh lebih kuat, ilmunya mampu menewaskan 100 x lawan selemah Janoko  tak mengalami kesulitan sedikitpun,  tubuh Janoko bagai debu berterbangan hancur tercabik-cabik cakaran, gigitan tulang tengkoraknya yang remuk tanpa sepengetahuan Dewi Suti, kekasihnnya.. Tubuh Janoko hanya tersisa seonggok daging tanpa kepala, tak berwujud. Melihat kekasihnya mati di   tangan siluman buaya, Dewi Suti mengutuk dan  murka dengan siluman buaya, dia mengejar, membalas dendam dengan siluman keparat itu. Anehnya siluman buaya menghilang bak ditelan bumi, keberadaannya tak diketahui. Nasib Dewi  Suti bagai jatuh tertimpa tangga, Dewi menjerit tak kuasa, air matannya berjatuhan meleleh di pipi,  tak bisa menghidupkannya dari kematian, Janoko  tidak termasuk bangsa jin dan siluman. Dewi harus menelan pil pahit kehilangan laki-laki yang sangat dicintainya. 

1 tahun lalu  sebuah kejadian naas yang menimpa salah satu pasangan muda-mudi pengunjung pantai  entah  tak tahu,  lupa atau dengan  sengaja  melanggar pantangan Dewi Suti, duduk berdua di bibir pantai, berciuman, dan berpelukan tanpa batas, tiba-tiba gelombang tinggi menghantam, dan menyeret tubuh  laki-laki yang berteriak-teriak meminta tolong,  hilang bagai tertelan ombak pantai yang bergulung-gulung menyeretnya  di arus kuat yang besar, disusul gelombang tinggi 10 meter menghantam korban di tengah, dan mati tenggelam kehabisan nafas  tersedot putaran air bawah pantai,  jasadnya tak  ditemukan, walau telah dicari dalam kurun waktu lama, nasib wanita yang kehilangan kekasihnya, sama seperti yang dialami Dewi Suti.  itulah pantangan yang harus dipatuhi pengunjung, jika ingin nyawanya tetap selamat.

Pancaran cahaya bulan berwarna putih  penerang malam hari ini, perahu-perahu kecil bersandar di bibir pantai, yang tampak tenang. Hembusan angin dingin menambah kesunyian, hanya suara jangkrik bersahutan. Sesosok wanita berbaju putih keluar dari ombak pantai, berambut panjang berderai, berjalan tanpa menyentuh air, pandangannya lurus, memanndang seorang laki-laki tua duduk bersila, di bawah pohon jarak, bau sesajen bunga 7 rupa tercium wanginya terbawa angin,  mulutnya komat kamit, tekad Santoso ingin  mencari pesugihan, ia ingin kaya dengan harta yang melimpah.

"Nyi Dewi Suti, keluarlah temui aku! Dewi, nyi Dewi!.

"Aku dibelakangmu Santoso!.Ada apa?.

"Ampun nyi Dewi, aku ingin kaya raya, hartaku di mana-mana”.

“Apa yang akan kau beri, untuku?.

"Apapun nyi Dewi mintak, termasuk jadi budak nyi Dewi".

"Baik. Ingat jangan langgar janjimu".

"Iya nyi Dewi".

"Terimalah koin ini".

Santoso, menengadah kedua tangannya. Satu koin emas cukup besar, kini berada digenggamannya.

             "Malam ini puaskan nafsu birahiku, jangan menolak!.

            "Baiiiiik nyi".

      Tangan Dewi memengang erat jari Santoso. Aliran darah Santoso bagai dialiri setrum listrik 500 watt panas, membuat tubuhnya bergetar hebat limbung dan terhuyung-huyung, pandangannya gelap tak sadarkan diri. Wajah asli  Dewi siluman ular yang tampak  sangat mengerikan, istana Sendang biru yang terletak di dalam air  sangat dalam, saksi bisu dua tubuh telanjang, berpelukan dan berhubungan intim layaknya suami istri. Pengalaman pertama kali bagi Santoso berhubungan badan dengan wanita siluman, membuat nafasnya ngos-gosan, tenaganya terkuras habis  terus memuaskan nafsu bejad nyi Dewi, sampai alat kelaminnya berdarah-darah, sontak dia berteriak.

      "Allahhu Akbar, Allahhu Akbar, Subhanalloh, Ya Allah".

       Dasyatnya pengaruh  menyebut asma-asma Allah dari mulut Santoso , nyi Dewi berteriak keras, telinganya memerah bagai terbakar api,  istana megahnya tiba-tiba bergetar, dan  roboh menimpa para pengawal yang berjaga, di suasana genting Dewi Suti melompat menghindar dan berlari , membiarkan tubuh Santoso tertimpa reruntuhan puing-puing bangunan istana. Seperi getaran gempa tsunami.  

      Dewi Suti melihat hancurnya istana lelembut bawah pantainya dari kejahuan, rasa geram menahan amarah pada manusia kian bertambah. Memang mencari rejeki secara instan tak bisa bertahan lama. Selalu berlindunglah pada Allah maha pencipta, beriman dan bertakwa padaNYA amin, amin amin YRA.

 

 

 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SANG PENDOSA

AYAH, MALAIKAT TAK BERSAYAP

IBU, SI PEMBUKA PINTU SURGA