TAK SEGAMPANG ITU
“Cinta tak butuh
kesempurnaan, dua hati saling setia dan memahami”
Mengakhiri
sebuah hubungan cinta, harus dilakukan bila tidak ada kecocokan satu dengan
lainya, tak perlu ditunda-tunda lagi. Seperti saat ini rasa bosanku dengan
Tompi, laki-laki yang lagi dekat denganku. Semua karena aku merasa tak pede (percaya diri) berjalan bersamanya, Rina
& Riri, sobatku dikampus sering meledek, saat aku jalan bareng dengannya.Ada
saja bahan gunjingan yang mereka katakan, Tompi itu tompel, ia dekil dan tak
pantas untukku. Jujur, aku tak mempermasalahkan kondisinya, yang penting ia
setia dan bertanggung jawab.
.
Memang benar sih wajahnya, ada tompel hitam besar di pipi sebelah kanan,
tapi aku melihat banyak kelebihan yang ia punya. Tompi jarang mengeluh,
prinsipnya lebih baik tangan di atas dari
pada di bawah. Tompi, baik dan tulus mencintaiku. Akupun nyaman di
sisinya.
Masalahnya,
aku bosan diolok-olok, ini, itu yang membuatku malu, jutek. Di kamar kos
sendiri, kubiarkan fantasiku terus terbang, alangkah enaknya mencari laki-laki
yang lebih segala-galanya dari Tompi. Cowok ganteng, tajir melintir, dan keren.
Usiaku sekarang sudah mengijak 19 tahun, aku butuh tantangan mencari belahan
hati. Aku harus yakin semua bisa dilalui, harus kucoba mencari cowok yang
sesuai dengan kriteriaku, pasti bisa, kalau tak kucoba kapan menemukannya. Aku
akan minta putus ke Tompi, ia harus mau.
Bulan
purnama bersinar indah saat malam tiba, aku membaca bahan UAS besok pagi di
kampus.biru. Pak Budi, dosen applied to linguistic benar-benar tak memberi ampun
mahasiswa jika dapat nilai D, semoga aku bisa mengerjakan ya Allah. Teori
hafalan materi cumin 1 hari untuk menguasai 1 buku, semua isinya pakai bahasa
Inggris, aduh mak. Setelah meringkas isi buku, waktunya aku hafalan, Tiba-tiba
ada video call, ternyata dari Tompi.
“Lagi
apa Sin, tahu nggak aku kangen”.
“Aku ndak tuh. Makan saja kangen ”.
“Sinta, Kenapa ngomonhnya gitu, apa kamu
ndak cinta?
“Iya, yang kumau kita putus!.
“Ini kamu minta putus ya? Benar ya?.
“Aku serius minta putus”.
Baik!. Mulai sekarang kita putus.
Senyum
bahagia terpancar dibibirku, horee aku tak lagi punya hubungan dengan Tompi.
Aku akan membuka diri, menata hatiku dan lebih selektif memilih teman dekat
pengganti Tompi. Malam itu aku tertidur tepat jam 24.00.
Di langit yang penuh pelangi, kupu-kupu cantik
mengitari tubuhku dan Tompi, kami saling berciuman mesra.
“Shinta, I love you”.
“Love U too, Tompi”.
Tubuhku
dipeluk mesra oleh Tompi, aduh Tompi, jantungku berdetak keras, perasaan apakah
ini?, Tompi membelai rambutku, ia menciumi area sekitar leher, sulit kukatakan,
Tompi pecinta ulung. Dhupraaak!, aku terkejut dan bangun, jatuh, kepalaku seperti
benjol, siaaal hari ini. kulihat si capung kucingku, tiba-tiba mendekatkan
bulu-bulunya ke lutut kiriku, hiii merinding. Aduh, aku mimpi bermesraan dengan
Tompi. Alamat firasat apa ini? Padahal aku udah bilang putus ke dia, malah
mimpi-mimpi segala.
Sinar matahari pagi memasuki celah kamar
kosku, rasa malas buatku enggan untuk mandi, kubuka hp, ternyata ada 10 x
panggilan tak terjawab dari Rina, ada apa ini. segera kutelpon balik.
“Halo, Rin ada apa telpom?
“Gila lho Sinta, kemana aja
kutelpon dari tadi”.
“Barusan bangun , sampai
mimpi”.
“Mimpi Tompel, ha, ha, ha”.
“Pitak lho tompel. Udah ada
apa telpon?.
“Ayo setelah mandi kuajak ke
mall, cuci mata yuk!.
“Maaf aku lagi ada UAS pak
Budi, lain kali saja ya”.
“ Iya ndak pa pa”.
Kulihat
jam di dinding menunjukkan pukulm 06.30 ,
tanpa pikir panjang aku langsung mandi dan cepat=cepat berpakaian. Saat
berpakaianm, dan merias wajahku didepan cermin, teringat Tompi, yang biasanya
sms “selamat pagi sayang”. Aku kangeen kamu Tompi, Aku berangkat ke kampus,
takut terlambat.
Sesampai di kampus yang masih sepi,
kuparkirkan sepedaku, dari kejahuan kulihat sepeda Tompi terparkir di sebelah
kanan. Aduh Tompi, perasaanku sudah tak karuan. Aku cepat-cepat berjalan
menuruni tangga di lantai 3. Setengah berlari aku berjalan, tak sampai 10 menit
telah sampai di lantai 3.
Sebuah
tangan halus menyentuh bahuku, suaranya sangat kukenal.
“Shinta, kamu serius mintak putus ke
aku?”.
“Tompi, kamu!.
“Jawab Shinta!.
Aku
tak mampu melihat Tompi, wajahnya yang memelas dirundung kesedihan, ia melihatku tak
bicara apa-apa, terus aku meninggalkannya,
dan masuk kelas. .Sebenarnya aku masih cinta Tompi, tapi aku gengsi menarik
ludahku kembali.
Saat UAS berlangsung, sialnya wajah Tompi
serasa di depan mataku, sambil tersenyum. Aduk mak!, aku tak focus mengerjakan
soal applied to linguistic, materi yang kupelajari keluar pada soal ulangan,
tapi aku lupa semua, Tompi, Tompi, Tompi, rasanya tak bisa aku jauh darimu.
Apakah aku kena pelet? Biasa aku dengar,
cinta ditolak dukun bertinda, Rindu
ini semakin menjadi, entah harus bagaimana aku bisa melupakan Tompi. Meski
mudah bilang putus, tak segampang itu melupakannya.
Surabaya,
13 Desember 2023
“
Keren lanjut
BalasHapusTerima kasih ya pak
BalasHapus