SELAMANYA RASA INI
Lantunan
alunan musik, masih kudengar samar-samar di telingaku, mata ini masih sulit terpejam. Ingatan ini masih saja
menganggu hari-hariku. Bayangan wanita terkasihku, Indah masih saja tak beranjak
pergi dari kepalaku. Serasa masih di dekat Indah, melewati waktu bersama, makan
berdua dan terus merindunya, inilah kenyataan yang harus kuterima.
Aku melangkah keluar kamar, bersandar di kursi
teras rumah. Angin berhembus kencang melewati
tanaman sekitarku, harum dan segar baunya. Malamku terasa panjang, tanpa
kehadirannya di sisiku. Kuberharap dan
berusaha membujuk hati ini, agar mampu bersabar menerima semuanya. Ya Allah kuatkan aku, jadikan hambamu ini
orang yang pandai bersyukur menerima semua nikmat dan cobaanMu, amin amin ,
amin YRA.
Manusia
hanya bisa berencana, Allah SWT yang menentukan. Bagai berlayar dilautan luas
tanpa bertepi. Harapan cinta terhempas ombak besar dan hilang begitu cepat,
tanpa ijin dan meninggalkan luka yang tak kunjung sembuh. Aku membutuhkan
pendamping yang sama persis dengan Indah, wanitaku satu-satunya yang mampu
mendamaikan rasaku.
Dua tahun lalu, tepatnya tanggal 14 Mei 2020, awal aku berjumpa dengan Indah, kejadian
yang tak disangka-sangka sepeda montor buntutku, si Jeccky tiba-tiba rem blong,
tak bisa berhenti dan terus melaju cepat menabrak pohon besar, yang rindang
tepat ada penjual dawet dan 1 cewek yang lagi menikmati semangkuk dawet. “Braaaak!
Aduuuuuh sakit” aku terjatuh tertimpa montorku, si cewek tertindih gerobak dawet. Pakaiannya basah dan kotor ketumpahan air dawet, memang
kacau waktu itu. Aku berusaha bangkit dan meminta maaf sekaligus membayar ganti
rugi pada penjual dawet. Kubantu si cewek dan membersihkan kotoran yang masih menempel
di bajunya. Akupun membersihkan luka yang ada di tangan. perkenalanku dengan si cewekpun terjadi. Namanya Indah, senyuman
dan lesung pipi sangat indah dan cantik sekali
seperti namanya “Indah”. Kerling matanya, tutur bahasanya yang santun, bodinya
bagaikan gitar Spanyol, aduuh aku suka semua dari dirnya.
Setelah
tahu namanya, aku bertukar alamat dan nomer Hp. Ada perasaan aneh yang seakan mngalir datang bagai
air bah yang memenuhi isi hati ini. Apa inikah namanya cinta? Secepat itukah
rasa ini?. Ada getaran kuat yang kurasakan, mulai suka dan merindunya. Keesokan harinya aku mengunjungi rumah Indah,
yang ternyata tak jauh dari rumahku, meski tubuhku sendiri masih pegal-pegal, rasaku yang
semakin menggelora, yang ada hanya Indah, Indah dan Indah di isi kepalaku. Aku
nekad datang dan bertemu Indah. Hari-hariku
terlewat bagai pelangi, merah hijau kuning biru mewarnai percintaan aku dan
Indah. Aku yang tak pernah kenal cewek, kini nempel terus dengan Indah, dialah
cinta pertamaku.
Dua
tahun sudah aku dan Indah melewati masa saling kenal, satu sama lain, saling
melengkapi kebersamaan kami, hingga aku tahu Indah luar dalam. Sedikit cekcok selama pacaran adalah bumbu
penyedap membuat hubungan tambah baik, tanpa melewat norma-sorma agama. Akhirnya kuputuskan untuk melanjutkan
hubungan cinta kami lebih serius lagi menuju ke pelaminan.
Sabtu
malam minggu aku berkunjung ke rumah Indah, ingin menyampaikan rencana yang
telah tersusun, tanpa kertas dan hafal diluar kepala. Ketika kumasuk rumah Indah, hal yang sedikit aneh kurasakan. Indah
tak menemui aku, dia tak keluar kamar. Pak Harjo, bapak Indah yang datang
menemuku.
“Randi,
maaf Indah tidak mau lagi bertemu kamu, nak”.
“Memang
ada apa, pak?”.
“Jum’at dini hari, paman Indah datang dalam kondisi mabuk, kami sendiripun tak tahu
kedatangannya”.
“Terus
Bagaimana pak”.
‘
Sutejo, masuk ke kamar Indah”.
“Terus,
apa yang terjadi dengan Indah? Jelaskan pak”.
“Indah
diperkosa!”.
“Apa
pak! Ya Allah”.
“Indah
stress, dan trauma. Kejadian ini kami selesaikan secara kekeluargaan. Tak ingin
ada yang tahu, kecuali dengan kamu Randy. Kejadian buruk ini, membuat Indah tak ingin
lagi berada di kota ini. Indah dan kami akan segera pindah ke luar kota agar
menghiangkan kenangan buruk pada diri Indah”.
“Jangan
begitu pak. Harusnya paman Indah yang diproses ke Polisi biar dihukum. Tolong
jangan pindah”.
“Keputusan
kami sudah bulat. Kami tak ingin masalah ini, menjadi derita tersendiri kelak
pada Indah, tolong kamu mengerti. Randy, jika kamu masih cinta Indah , tolong
lepaskan dia”.
Lidahku
tersa keluh, termenung, tak bisa berkata-kata. Jiwaku serasa mati tak ingin
hidup kembali, mendengar keputusan pak Harjo. Mataku terus berkaca-kaca,
bagaimana aku harus menjauhi Indah, hari-hari lalu masih bersamanya, kini harus
berpisah. Andai aku bisa mencuci otakku, hingga setiap kenangan .bisa luntur. Indah, selamanya rasa ini untukmu.
Surabaya, 8 Mei 2022
Kasihan... Kasih tak sampai...
BalasHapusNamanya juga bukan jodoh bu. He he he
BalasHapus