BUKAN POCONG BIASA


 

     Pocong mahluk halus, yang berpakaian putih, di atas kepalanya terikat tali, terbang ke atas melewati pepohonan, terkadang melompat-lompat dan menghilang dalam gelapnya malam. Penampakan pocong yang membuat orang takut dan melarikan diri, tatapan matanya tajam berkilau, seperti kucing sedang menyerigai,.  Pocong putih tak mampu berjalan normal, kaki dan tangannya terikat kain kafan,  hanya  melompat, maju mendekat korban. Penampakan mahluk satu ini yang muncul tiba-tiba, menunjukkan wajah aslinya, terkadang terlihat tanpa wajah atau wajahnya telah rusak, matanya berwarna merah menyala. Tali pocongnya bergerak kesana-kemari mengikuti gerakan tubuhnya. Bila dihadang pocong  orang-orang  berteriak minta tolong, dan  berlari pontang panting, kadang sampai ngompol di celana.

      Gadis tiga serangkai itu  aku , Wini dan Cimul bersahabat belasan tahun mulai kelas 1 SDN Pucung Mas Ponorogo, sampai sekarang di bangku SMU satu sekolah yang sama. Liburan semester yang ditunggu-tunggu telah tiba, Aku, Wini dan Cimul  telah lama ingin membuat konten youtube yang lain dari biasanya.

             “La, selama liburan ini kita buat konten youtube ya”.

             “Setuju Win”.

             “Usul nih, gimana kalau membuat konten pocong yuk”.

              “Betul kamu ndak takut Cimul”,

             “Wah, belum kerja udah takut duluan, semangat dong!.

             “Oke ayo”.

      Cimul si periang mengambil hpnya untuk  browsing di google mencari informasi sesosok pocong, tak sampai 5 menit gambar pocong telah banyak muncul, wajah-wajah yang jelek menyeramkan membuat Cimul merinding melihatnya. Aku dan Winipun terus berpikir keras menyusun isi konten, membuat video  tentang pocong, tapi bukan pocong biasa, seperti pada umumnya, tapi membuat video  pocong yang cantik tak membuat orang takut, malah senang dengan pocong cantik berharap mendapat banyak follower yang akan  dibagikan di jejaring social.

      Siang itu aku, Wini berfikir dan berdiskusi di rumah Cimul, mencari ide kreatif tentang sosok pocong, tak seperti Cimul yang mengobrak abrik lemari mamanya mencari pakaian yang jarang dipakai. sampai memakan waktu 2 jam saling berdiskusi, sampai menemukan titik terang membuat isi konten, bukan pocong biasa. Opini dan ide kreatif muncul ketka Cimul, memake up wajahnya dengan polesan warna merah di pipi dan warna hitam pekat matanya, mirip pocong, tak kupingkiri wajah Cimul tak kalah cantik dari kami bertiga. Cimul memakai baju mamanya, yang kebesaran dari ukuran tubuhnya, baju pesta berwarna pink, krahnya diikat dengan tali, ia melompat-lompat meniru gaya pocong. Wini dan aku terpingkal-pingkal melihat ulah  Cimul.  

     Waktu pengambilan gambar dan setting tempat kejadian telah direncanakan dengan baik. Hingga hari h-nya , aku, Wini dan Cimul telah sampai di sebuah bangunan  tua peninggalan Belanda yang dikenal angker dan menyeramkan,  terletak di sisi kanan jalan Imam Bonjol no 33. Bangunan yang tak terawat, semak belukar  yang tumbuh liar tak tersentuh tangan, terletak di depan di sisi jalan,  pengendara bermotor yang masih lalu lalang walau  gelap tak ada  lampu penerang jalan yang menerangi depan bangunan. Wini dan aku sempat merinding mendekati bangunan tua itu. Lain lagi dengan Cimul, ia penasaran pingin masuk, tapi kutahan dan berdiri mengawasi bangunan itu. .

       Banyak coretan-coretan  berwarna merah  & hitam di samping dinding . Aku, Wini dan Cimul telah berdiri, siap mengambil video, untuk isi konten youtube. Waktu menunjukkan pukul 22.00, kondisi  jalanan mulai sepi.

     Cimul yang memakai pakaian pocong berwarna merah muda, bermake up tebal, tak takut sama sekali memasuki bangunan tak berpenghuni itu, ia berjalan sampai di pintu depan.  Aku dan Wini saling berpandangan melihat keberaniannya.

                       “Ya Allah lindungi Cimul”.

                       “Lala, kenapa Cimul seberani ini ya?.

Aku memberi isyarat ke Wini untuk diam, dan berdoa. Memohon keselamatan Allah SWT. Pintu depan tiba-tiba terbuka sendiri, Cimul yang masuk  ruang depan melompat-lompat, sebelum kamera video dihidupkan. 

                       “Cimul jangan masuk dulu, tunggu kami!.

Terlambat, Cimul seakan tak mendengar suaraku, masuk kedalam, anehnya pintu menutup sendiri, brak!. Aku melonggo melihat keanehan itu. Wini berlari mendekati pintu, berusaha membuka tapi sia-sia, pintu terkunci dari dalam. Aku dan Wini cemas dan bingung melihat Cimul yang telah berada di dalam ruang dengan  pintu terkunci.

                       “Tolong, tolong, Cimul ayo keluar Cimul!.

                       “Cimul, buka!.

Tak ada respon sedikitpun dari Cimul, Wini berlari meminta bantuan. Ia berusaha menghentikan sebuah pengendara motor yang melaju kencang untuk menyelamatkan Cimul.

                       “Pak, eh mas tolong-tolong selamatkan sahabat saya”.

                       “Kenapa mbak? .

                       “Cimul kekunci di bangunan tua itu. Sudah dicoba tapi tetap terkunci!.

                       “Kenapa malam-malam mendekati gedung angker mbak?.

                       “ Nama saya Wini, Tolong saya!.

Dua pemuda  turun dari sepeda montor, berjalan mengikuti Wini dari belakang . Sedang  aku masih mengedor pintu yang terkunci, mengintip dari kaca depan, mencari  keberadaan Cimul, tapi tak terlihat. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan bayangan putih yang berdiri tepat disebelahku. Hah, ternyata pocong, aku terkejut dan berlari sambil memanggil Wini.

                       “Wini tolong aku Win, ada pocong putih Wiiiin !.

                       “Kenapa La?.

                       “Aku lihat pocong Win. Ini siapa Win? .

                       “Aku tadi meminta bantuan. Dua laki-laki ini yang akan bantu kita”.

                       “Ayo silahkan mas”.

                       “Saya Tio dan ini Theo”.

                       “Lala”.

Berjabat tangan dengan Tio dan Thep walau sebentar tapi cepat akrab. Aku menceritakan kejadian di bangunan tua, tiba-tiba suara ledakan keras blaar!,  bola api keluar dari genting terbang  menghantam dada Theo dan Tio yang ternyata saudara kembar, sampai mereka terjatuh sambil memegang dadanya yang sakit. Theo cepat berdiri,  membaca rafalan doa Al Fatihah serta berteriak,

                       “Allahhuakbar!.

Theo bernyali besar, berjalan menuju pintu yang terkunci.  Entah datang dari mana sosok wanita berambut panjang menjuntai kebawah, berwarna putih telah berdiri di depannya.

                       “Hi, hi,hi…!.

                       “Setan, kuntilanak jangan halangi jalanku, Enyahlah!.

Theo, membacakan ayat kursi 3x, membuat kuntilanak menghilang, Ia memegang daun pintu, dan duaaar!. Pintu terbuka mengeluarkan asap putih. Tampak  Cimul yang tergeletak tak sadarkan diri, langsung dibopong Theo, Tio, melihat saudaranya membopong Cimul, tersenyum seraya  bernafas lega.

                       “Alhamdulilah kak, akhirnya”.

                       “Alhamdulilah Cimul, ayo kita bawa ke rumah sakit terdekat!.

Belum sampai 1 meter berjalan, Cimul terjatuh ke tanah, tubuhnya kejang-kejang. Mata Cimul  tiba-tiba melotot., mengoceh tak karuan. Aku melihat kejanggalan dengan prilaku Cimul, mungkin dia kesurupan dengan arwah gentayangan penunggu bangunan tua itu. Tio, memegang jempol  kanan tangan  Cimul, dan ditekannya. Tio membaca surat Anas, dan Cimul berteriak keras!.

                       “Jangan sakit, sakit. Ampun!.

                       “Bismillahhirohman ni rohim, Allahu la ila ha ila huwal nhoyum khoyum”.

                       “Panas jangan!.

                       “Keluarlah dari tubuh Cimul, jangan ganggu dia!.

                       “Tidak biar aku bersarang di tubuh gadis ini!.

                       “Keras kepala, rasakan ini!.

                       “Ampun, ampun !.

Kedua kalinya Cimul tak sadarkan diri. Theo membawakan sebotol air aqua yang telah di doai, ia  minumkan di mulut Cimul. Tak lama Cimul tersadar dan membuka matanya. Aku dan Wini langsung memeluknya. Kesadaran Ciumur berangsur-angsur membaik. Lega dan bahagia melihat senyum manis  Cimul, gara-gara membuat videom bukan pocong biasa, jadi seperti ini..

 

Surabaya, 31 Januari 2023     

 

Komentar

  1. Awas ada pocong di belakangmu...kereen :)

    BalasHapus
  2. Suasana di seputar dialog2, penting untuk mendukung dialog2. Suasana jangan terlepas dari dialog2, justru akan mendukung

    BalasHapus
  3. Malam begini baca pocong. Keren Pak!

    BalasHapus
  4. wahh ceritanya keren sekali bu 👏🏻👏🏻

    BalasHapus
  5. wahhh keren sekalii saya suka deh dengan ceritanyaa😄

    BalasHapus
  6. Keren banget bu ada seram nya dan juga lucu nya

    BalasHapus
  7. ceritanya bagus sekali,dan kreatif

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAHLAWAN PEMBERANI SEKOLAH

KERANDA MAYAT TERBANG