BUDAK PESUGIHAN (BAGIAN 1)
Kita samua percaya, rejeki, jodoh, dan maut milik Allah SWT, kita manusia hanya melakukan garis kehidupan yang telah ditentukan olehNYA. Datangnya rejeki memang tak pernah salah. Hanya segelintir manusia yang tak percaya, malah memilih mendapatkan rejeki harta secara instan, tak bekerja mengadikan jiwanya bersekutu dengan setan. nyi Dewi Prubasali adalah perwujutan dari siluman penunggu sungai Begawan solo, berusia 200 tahun, kejam, licik menjanjikan kekayaan bagi siapa saja yang mau menjadi pengikut/budaknya abadi, memenuhi semua permintaan nyi Dewi Prubasali, yang ingin awet muda , menjadikanya cantik mempesona luar biasa, kembali seperti gadis remaja setelah meminum darah bayi yang baru lahir. Nyi Dewi Prubasali yang mempunyai banyak pengikut terus menlebarkan sayapnya menarik orang menuju jalan kesesatan.
Pohon beringin tua, yang besar tampak
angker , sesajen bunga setaman, tempat pemujaan nyi Dewi Prubasali, dua orang laki=laki paruh baya dengan khusuk merafal doa, mulutnya komat-kamit
berharap dapat bertemu nyi Dewi, tak
disangka hujan turun dengan deras deras membasahi tempat itu. Baju Nyoto dan Tikno yang duduk dekat sesajen basah
kutup mereka tak gentar, terus membaca rafalan, semangat mereka kuat sekali ingin menjumpai
nyi Dewi Prubasali walau tubuhnya
menggigil kedinginan. Bulatan cahaya
putih yang keluar dari rimbunan daun pohon beringin tiba-tiba mendekati Nyoto dan Tikno, turun ke
bawah tepat di depan mereka berdua, samoai keluar asap putih terang berkilauan, sesosok wanita
tua berambut putih panjang, membawa tongkat sakti berkepala tengkorak, menatap
tajam ke arah mereka berdua.
“Mau
apa kalian datang kesini?.
“Ampun nyi Dewi, saya ingin kaya, saya tak mau hidup miskin
“.
“Ha, ha, ha, bisa. Asal kalian mau jadi budakku!,
“Saya mau!.
“Saya bersedia nyi”.
“Baik. baik. Perhatikan wujutku sekarang, tua dan renta”.
“Terus apa yang harus kami berikan, untuk nyi Dewi?.
“Berikan aku tumbal bayi yang baru lahir, aku butuh darah
segar!.
“Baik nyi, apa ada persyaratan lain?.
“Aku akan menemui kalian jika bayi itu telah kalian dapat!.
“Ya nyi”.
Nyi Dewi Prubasali, tiba-tiba
menghilang bersamaan dengan munculnya cahaya yang terbang masuk kembali ke
rimbunan pohon beringin.
Nyoto dan Tikno tak membuang waktu lagi,
mereka berdua berjalan setengah berlari menyusuri perkampungan warga, mencari
tahu keberadaan bayi yang baru lahir malam itu. Perkampungan yang sepi di
tengah malam, tak ada satu orangpun yang kelihatan bersliweran, para warga
asyik beristirahat dengan keluarganya. Memang tak mudah mencarinya. Tak lama Tikno diam-diam mendengar sayup-sayup suara bayi menangis di rumah bercat putih, ia
memberi kode ke Nyoto untuk mengikutinya dari belakang.
Tikno melangkahkan kaki mengendap-endap tanpa
suara, cligukan, mengawasi kondisi rumah yang tampak gelap, ada lampu kecil
dihalaman depan mengisyaratkan ada bayi yang baru lahir. Kesempatan emas tak
disia-siakan, setelah dirasa aman ia menengok jendela yang terbuka. Tampak
seorang bayi yang tertidur di samping ibunya. Tikno berbisik lirih ke telinga Nyoto,
mereka tengah menyusun rencana jahatnya,
menculik bayi dari dekapan ibu bayi.
Tikno melihat kiri-kanan situasi rumah, memberanikan
diri masuk di jendela yang tak ada terali besi, Kaki dan tanganya dengan licah
memasuki ruangan itu tanpa menimbulkan suara. (Bersambung)
Wah NGERI nekat betul
BalasHapusNamanya saya cerita horor pak
Hapuskerenn bu
BalasHapusbagus bu
BalasHapusHm, bagus ceritanya Bu panca
BalasHapus