Salam terakhirku, Adikku
Kenangan
kebersamaan adikku, Sulistya Agung Prabawa, 43 tahun semasa hidupnya . Menjalani
masa kecil, remaja dan berkeluarga bersama , baik suka maupun duka dalam sebuah keluarga besar Isni
Suparjo, orangtua kami.
Adikku
yang jenaka, menjadi teman curhat di kala hati lagi gundah dengan sebuah
masalah, dia datang bagai malaikat penolongku. Adikku, memberi benih-benih
solusi kesegaran. Adikku, meski beda usia 5 tahun denganku tapi kedewasaannya begitu luar biasa, tak kan sanggup aku melukiskan dengan kata-kata. Hanya
cucuran air mata yang menetes menemani rasa rindu ingin bertemu menyeruak di hati ini. Adikku, pengorbananmu
begitu besar, menyadarkanku tentang pentingnya menanamkan sedekah dan
pengorbanan yang besar untuk menjaga, dan menyayangi kedua orang tua . sedang aku
melangkah hanya dengan egoku saja. Penyesalan yang dalam kini yang merajai hati
menjerit kuat memanggil namamu , adikku.
Sejarah adikku yang gemilang membuka mata hati ini, untuk tidak memikirkan
diri sendiri, lebih peka bersosialisasi dengan sesama. Sepeninggalan adikku, aku baru menyadari diriku masih belum apa-apa dibandingkan dengan adikku Agung benih kebaikan yang telah dia tebarkan,
menjagi ladang pahala yang tak pernah
hilang di telan jaman.
Adikku,
Sulistya Agung Prabawa detik-detik
kematianmu bagai petir yang menggoncangkan perasaan ini, Adikku , ingin ku
hentikan roda waktu kehidupan ini dan berulang
kembali. Andai ketika kamu sakit dan isoman, kami
saudara-saudaramu merawatmu dengan baik, menungguimu sampai sembuh, mungkin tak
akan terjadi perpisaahan denganmu. Kematianmu, seolah meruntuhkan hati menjadi mimpi buruk bagi kami semua 4 saudara-saudaramu.
Kami tak bisa bertemu denganmu lagi adikku, ibu dan bapak sangat bersedih
dengan kepergianmu secara tiba-tiba, masih sulit bagi kami melepaskanmu pergi selama-lamanya, terlebih-lebih aku. Akankah
kita bisa bertemu lagi adikku, mengapa Allah memanggilmu terlalu cepat?.
Senyum
adikku adalah bahagia bagi kami semua, saudara-saudaranya. Gelak tawa dalam
bercanda, menjadi memori indah di dalam hati tak bisa aku lupakan begitu saja . Kehadiranmu ditengah-tengah kami , seakan
keinginan yang tak kan pernah terwujud. Adikku sayang, kini aku hanya bisa
memandang tempat peristirahatanmu terakhir di TPU Keputih Surabaya.
7
hari sudah kepergianmu di alam barzah, air mata dan doa yang tak putus – putus mengiringimu
di alam keabadian. Adikku , mati syahid
tempatmu di surge seperti di janjikan oleh Allah SWT. Semoga suatu hari ini, kita bisa bertemu lagi
melalui hari-hari bersama denganmu seperti dulu, salam terakhirku adiku.
Tulisannya Bagus sekali ...memory yg tak terlupakan..
BalasHapusYa Allah.. Ampuni dosa dosa adiknya dik Luky..dan terimalah semua amal ibadahnya... InshaAllah surga menantinya . Selamat jalan Dik Agung... Doa kami untukmu... Salam dari mbak Wid.. Putri mbah Parman.
Terima kasih Mbak Wid atas doa-doanya . Amin amin amin TRA
HapusSemoga Husnul khatimah
BalasHapusAmin amin amin YRA
Hapus