Rindu Bertemu
Kehilangan teman
curhat , sahabat dan saudara tak mudah melupkan dalam ingatan kebersamaannya.
Walau tersisa berjuta kenangan di hati. Adikku, aku sangat merindukanmu. Untuk
kesekian kali aku mengenangmu.
Rasanya
tak habis-habis kesedihan ini, kehilangan saudara laki-laki terdekat yang selalu aku percaya , usianya
masih jauh di bawahku, 43 tahun. Sesosok adikku yang jenaka yang bisa
menghiburku dikala aku sedih, dengan kalimat humornya mengubahnya menjadi canda
tawa , menenangkan perasaan gundah gulana seakan menjadi malaikat pelindungku
setiap saat.
Diantara
ke empat saudaraku, hanya adikku Sulistya Agung Prabawa, yang membuatku
terhibur. Semasa hidupnya , adikku
mandiri dalam berumah tangga, dengan sabarnya mendidik anak-anaknya, menjadi
tulang punggung keluarga kecilnya, dan melarang istrinya membantu mencari nafkah,
karena dialah imam rumah tangga.
Hubungan antar saudara, kadang
terjadi selisih paham, terkadang sering mengerjaiku, canda tawanya tak
mungkin bisa ku lupakan. Tiap-tiap
obrolan pembicaraan antara aku dan adikku sangat hangat melebihi sahabatku sendiri. Kelucuannya dalam
menghilangkan kesedihan yang terjadi.
Adikku, teman curhatku yang luar biasa sabar menjadi pendengar setia. Mengapa
harus adikku yang dipanggil dulu Ya
Allah. Rasa tidak percaya bagai sebuah mimpi yang berubah menjadi kenyataan.
Kehilangan
adikku adalah pukulan berat bagiku. Adikku seolah menyadarkan dan membimbingku untuk selalu ingat dengan
kematian. 40hari sudah, adikku telah terkubur di tempat peristirahatan
terakhir. Bayangan wajahnya seolah abadi di dalam hati. Rasa ingin bertemu
dengannya, serasa masih kuat sekali. Ku ingin menemuinya, memanggil rohnya dan
ingin mengatakan aku tak sanggup kehilangan adikku.
Aku
bukan wanita cengeng dan anti untuk menangis. Jika masalahku masih berskala
kecil, tak akan berpengaruh apa-apa
padaku. Tapi kehilangan sesosok saudara sejak kecil bersama dan yang paling aku cinta serasa meruntuhkan benteng pertahanan hatiku.
Adikku, andai waktu bisa berulang, ku ingin selalu menghabiskan waktu bersama
seperti dulu.
Surabaya,
7 September 2021
Komentar
Posting Komentar