DUNIA, TAK SEINDAH KEMARIN


 

Roda kehidupan seseorang  kadang di atas, kadang juga di bawah.  itulah pelangi yang berwarna menemani dunia. Rasa  senang, benci  yang timbul menghadapi tekanan dalam diri, mau berdamai dengan masalah atau membuat masalah kian pelik sampai tak terselesaikan. Jadi apakah tujuan yang ingin dicapai?.  Dunia ada di genggaman tangan, yang menyakininya. Ingatlah meraih kesuksesan tak semudah membalikan telapak tangan, perlu usaha dan pengorbanan hebat, untuk mendapatkannya, Inilah kisah kehidupan, dunia tak seindah kemarin.

Tamparan keras hinggap di pipiku, sakit dan  berwarna merah,  Rita yang dihinggapi kecewa, cemburu dan naik pitam melihatku  mengandeng Tio pacarnya, Aku tahu,  Tio lagi dekat dengan Rita, aku tak bermaksud mengambil posisi Rita, hanya ingin merayakan keberhasilan, nilai matematika  yang biasa dapat 0, kini dapat 90 Alhamdulilah senang sekali rasanya, aku tiba-tiba jadi jenius. Tak sengaja tanganku merangkul pundak Tio, Rita mengawasi  akhirnya jadi begini, apes deh. Tak itu saja  Rita tiba-tiba berteriak, suaranya  keras menghardikku di depan teman sekelas.

           “Dasar kamu  cewek kegatelan, Sita. Aku benci kamu!.

            “Rita, kata-katamu kasar banget. Aku tak seperti itu”.

            “Alaaaah mana mungkin maling ngaku!.

            “Benar Rita, aku ndak bermaksud dengan Tio”.

            “Cukup, aku tak sebodoh kamu, aku lihat dengan mata kepalaku sendiri!.

            “Rita, dengar dulu dong”.

            “No way!.

Rita nyelonong pergi, rasanya ingin kujelaskan, tapi ia  tak memberi kesempatan sedikitpun padaku. Rury, Muthiah, Bindo, Rozak yang melihat keributanku dengan Rita  berpaling muka dan meninggalkanku di kursi pojok belakang sendiri, dunia serasa tak adil untukku. Mengapa tak  ada teman yang mau mendengarkanku untuk kali ini saja ya Allah.

Masih kuingat kemarin Rita dan aku, tertawa bersama melihat tingkah lucu Tio. Siangnya bu Luki, menasehatiku untuk belajar keras, mempersiapkan ulangan matematika. Rury dan Muthiah sahabatku yang terus mendorong dan memotivasiku untuk berfikir positif, mereka mentraktirku makan bakso  Ronggolawe di kantin pojok. Sekarang kenapa semua jadi begini? . Teman-teman beri aku kesempatan untuk menjelaskan, jangan biarkan pertemanan kita rusak karena kesalah pahaman ini, please.

Aku melangkah keluar kelas menuju ke mushola, mengambil air wudhu, menjalankan sholat dhuhur. Menengadah kedua tanganku dan berdoa. Tak terasa air mataku mengalir deras, ya Allah aku tak mampu menyelesaikan masalah ini tanpa kekuatanmu, beri kesabaran dan ketenangan ya Allah, dadaku terasa sesak menghadapi masalah ini. Sampai kudengar bel 3x tanda istirahat telah usai. Aku masuk ke kelas mengikuti pelajaran selanjutnya.

Tepat jam 13.00 bel sekolah dibunyikan tanda waktu pulang. Rita yang berdiri di depan pintu kelas bersama  Bindo dan Rozak yang sengaja menungguku berjalan melewati mereka. Aku berusaha tenang melangkahkan kakiku. Tiba-tiba Rozak menjambak rambutku dan Bindo menarik tas langsung  dilemparkan tepat di wajahku dengan keras.

“Aduh sakit, Bindo jangan lakukan ini”.

“Syukurin, dasar cewek kegatelan!,

            “Awas kalau kamu laporan ke Tio dan pak Rudi ya, habis kamu!.

Aku  diam melihat kebencian di mata Rita, Bindo dan Rozak hanya diperalatnya untuk membuat perhitungan denganku. Andai mereka tahu kebenarannya, ndak mungkin seperti ini.  Sakit di sekitar pipi dan mataku. Aku ambil air kran di depan membersihkan luka memar. Tak sengaja berpapasan dengan Tio.

“Sita kamu kenapa?.

“Ndak pa pa Tio”.

“Lihat Sita, wajahmu ayo kita ke UKS’.

“Sudah biarkan aku sendiri”.

Tio melihatku terheran-heran, ia meninggalkanku berjalan pulang. Kuambil nafas panjang, menyadari kecerobohanku, merangkul Tio. Ini tak akan terjadi 2X. Kuserahkan masalah ini padamu ya Allah, yang maha bijaksana, sadarkanlah orang-orang yang mendholimi hambaMu, dunia tak seindah kemarin.


  Surabaya 29 Apeil 2023

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SANG PENDOSA

AYAH, MALAIKAT TAK BERSAYAP

IBU, SI PEMBUKA PINTU SURGA