IBU, CINTAMU SEHANGAT MENTARI PAGI


"Sejak kamu lahir ke dunia ini, ibu merasa bahwa kamu seperti matahari yang menyinari seisi bumi."

 

Ibuku, adalah malaikat yang dikirim Allah SWT untuk menjagaku. Ibuku adalah orang yang paling baik, beliau bermental baja. Semenjak ayah meninggal karena sakit keras, ibulah yang menjadi pelindungku. Beliau adalah satu-satunya yang paling berharga di dunia.Aku sayang ibu.

Ibuku, wanita kuat  yang paling berjasa di dunia ini, beliau  melahirkan, membesarkan mendidikku  seorang diri  dengan kasih sayang yang dimilikiya. Jari tangan ibu bagai sayap yang  lembut melindugiku dari mara bahaya, Ibu engkaulah  pahlawanku, yang pantang menyerah memperjuangkan, penopang ekonomi keluarga, menjadi penjual nasi pecel keliling kampung sambil mengasuhku.

Gubuk  reot tua hampir roboh, kayu-kayu  penyangga atap rumah telah lapuk termakan usia, aku dan ibu tinggal di dalamnya. Ibu yang telah berusia separuh abad lebih   tergolek  lemah, berjuang melawan keganasan kanker payudara yang terus menggrogoti tubuhnya yang kurus hanya tertingal kulit  yang mennutupi tulang-tulangnya, 3 tahun ibu bertahan dengan pennyakit satu ini. Mulanya tumbuh bennjolan kecil di payudara ibu, pengobatan herbal dan tradisional dilakukan dengan harapan ada kesembuhan.

Proses penyembuhan penyakit ibu dengan mengkonsumsi obat-obatan herbal, tak meringankan penyakit ibu, malah semakin menjadi. Benjolan seperti daging tumbuh di dalam payudara, membengkak berwarna merah  berdarah dan bernanah. Sel kanker terus memakan, tanpa berhenti, ibu berteriak, menggerang kesakitan menangis tak mampu lagi menahan, Aku tak mampu melihat konnndisi ibu.

Rasa sakit yang ibu derita semakin parah, tak biasannya ibu berteriak sekeras itu. Ada rasa bersalah, sedih yang hinggap pada hati ini. Aku keluar rumah da berteriak meminta tolong.

“Tolong, tolong ibu saya semakin parah”

“Tolong, tolong ibu saya”.

Bu  Rokayah, bu Doris dan  bu Ratna berlari menuju rumahku, unntuk melihat kondisi ibu. Darah bercampur nanah, tercium membuat mereka meutup hidung. Tiba-tiba payudara ibu, pecah darah tercecer di latai. Aku kaget menatap kondisi ibu.

Tak membuang-buang waktulagi para tetangga kiri-kanan  yang peduli dan bersimpati pada ibu, menncari solusi dega mengumpulkan dana, membawannya ke Rumah sakit berharap kesembuhan  ibu. Menaiki mikrolet aku dan para tetangga menuju RS Harapan kita, yang jaraknya 50 kilo dari desa. Ibu, yang tak sadarkan diri diam tak bergerak. Aku cemas dan terus memanggil nama ibu.

"Ibu, ibu bangunlah ibu, jangan buat aku takut bu".

“Ibuuu!.

Ibu seolah tak mendengar teriakanku. Bu Rokayah, bu Doris , bu Ratna cepat-cepat menenangkan dann memintaku untuk berdoa,  2 jam perjalanan yang menuju Rumah sakit, akhirnya sampai di pitu parkir. Tubuh ibu seolah tak bertenaga lemas sekali, langsung diangkat dan masuk di ruang ICU. Dokter dan perawat lansung membawa ibu, diperiksa secara intensif.

      Kamar yang tertutup, hanya dokter dan perawat didalamnya. 15 menit berlalu, dokter tiba-tiba membuka pintu.

      "Siapa keluarga ibu Hartini?.

     "Saya dok”.

    "Adik ini apannya?.

     "Saya anaknya”.

     "Maaf nyawa bu Hartati tak dapat tertolong, beliau telah meninggal”.

     “Ibu, ibu jangan tinnggalkan aku bu”.

Para tetangga yang mendengar penjelasan dokter, berteriak histeris dan menangis sambil memelukku.Aku terjatuh da tak sadarkan diri.

        Duniaku terasa gelap,  sedih meratapi nasibku, yang harus menjadi anak yatim piatu, ditiggal mati kedua orang tuaku, lebih-lebih ibu, Ya Allah bantu aku bangkit. Aku tak mampu bangkit. Kirimkan lagi malaikatMu untuk menjagaku Ya Alloh.

      Kududuk bersimpuh melihat makam yang masih memerah. Air mataku yang tak berhenti mengalir, kuterkenang ibu kasih sayangnya yang terus kupendam di hati, Selamat tinggal ibu, cintamu sehangat mentari pagi.

 

 Surabaya 14   November 2022


 

Komentar

  1. Ibu, malaikat yg tak tergantikan.
    Ikut sedih....

    BalasHapus
  2. Semoga ibu diberi tempat terindah di surga, tak ada sakit tak ada air mata...

    BalasHapus
  3. ceritanya lumayan bagus, 10/10

    BalasHapus
  4. Cerita nya bagus dan bikin saya terharu saya kasih rating 10/10

    BalasHapus
  5. ceritanya baguss, sedih.
    semoga ibu saya sehat selaluu aminnn

    BalasHapus
  6. Ceritanya sngat mengharukan dri sini sya belajar bahwa ibu adalah tempat ternyaman seumur hidup, semoga ibu di beri kesehatan

    BalasHapus
  7. Ceritanya baguss, dan bikin saya terharu

    BalasHapus
  8. critanya sangat bgus, dan smoga ibu trs berkaryaa selalu

    BalasHapus
  9. Caritanya bagus dan bikin terharu

    BalasHapus
  10. Terima kasih ya nak atas komentarnya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUKAN POCONG BIASA

PAHLAWAN PEMBERANI SEKOLAH

KERANDA MAYAT TERBANG