PERKAWINAN HARI KE 10
Hubungan permanen antara dua orang yang diakui
sah oleh masyarakat dilandaskan oleh rasa cinta, percaya dan kesetiaan di dalamnya,
itulah arti sebuah perkawinan. Dalam perkawinan ada ikatan suci yang telah diikrarkan dua sejoli untuk saling memelihara hubungan sehidup
semati, Lazimnya perkawinan terjadi hanya untuk sekali seumur hidup. Perkawinan
adalah melengkapi perintah Allah SWT, agar kita menjadi hambanya yang
terpelihara.
Sepuntung
rokok yang keluar masuk di bibir merahnya , asap putih berhembus di sela-sela hidung dan mulut perlahan naik ke
atas terbang di udara. Perempuan berbaju biru motif putih, dialah Ratna nama
panggilan seorang janda kembang berparas cantik, tubuhnya molek bagai gitar
Spanyol, senyumnya mampu menggerakkan hati laki-laki manapun di dunia. Sorot mata
Ratna yang tajam menghipnotis seseorang untuk menuruti semua kemauan hatinya. Ratna mengincar seorang nyawa perjaka sebagai tumbal yang diberikan ke nyai
Ladeh, mewujudkan mimpinya, membuat kecantikan dirinya tak pudar walau termakan usia dan awet muda tanpa
batas waktu.
Dalam kurun waktu 4 tahun, Ratna telah menikahi
5 perjaka, yang tergila-gila padanya. Niat busuknya menyerahkan
darah perjaka, yang mati di perkawinan hari ke 10, sesuai perjanjian yang telah
dibuat dengan nyai Ladeh, dan dihabisi mahluk tak kasat mata, perewagan yang
diperintahkan, seolah mati normal. 5 Korban
mantan suami Ratna yang menemui ajal setelah
adalah Sucipto, Suseno, Ridwan, Suroso,
dan Sujarko tewas menggenaskan. di perkawinan hari ke 10.
Awal perkawinan pertama Ratna dengan Sucipto, anak pemilik sawah yang
berhektar-hektar terjadi begitu saja, setelah terhipnotis mata Ratna, Sucipto
langsung melamar dan menikahinya. Perkawinan yang terasa hambar, Sucipto seolah
menjadi boneka Ratna, menurut semua perintahnya, tanpa bisa menolak.
Tak ada angin ataupun hujan, tiba-tiba
Sucipto terserang virus ganas yang membahayakan fungsi organ tubuh vitalnnya
dalam hitungan menit. Ratna mengunci pintu kamar rapat-rapat. Kamar tersendiri berdinding tebal terletak di bawah tanah, yang
telah disiapkan oleh Ratna jauh-jauh hari. Batas waktu perkawina Sucipto
dengan Ratna genap 10 hari Mulai
pagi kamar bawah tanah yang dihuni Sucipto sendiri telah terkunci rapat-rapat,
suaranya tak akan terdengar orang lain, hanya Ratna dan perewangan nyai Ladeh yang tahu. Di dalam kamar Sucipto berteriak-teriak sendiri, sementara
Ratna mengawasi di luar kamar sambil
tertawa terbahak-bahak.
“Ratna,
tolong aku !. Jangan kurung aku di kamar tolong!.
“Tolong
Ratna, tolong buka pintuya, bawa aku ke dokter!.
“Ratna,
buka pintu, nafasku sesak , sakit tolong”.
“ha,
ha, ha, ha mampus kau, sebentar lagi aku akan cantik ha ha ha!.
Suara minta tolong Sucipto yang
keras perlahan-lahan pelan-pelan sampai tak terdengar lagi. Ratna membuka pintu
kamar, melihat Sucipto yang terlentang tak berafas, segera memanggil para tetangga kampug untuk mengurus proses
pemakaman Sucipto, dengan bersandiwara . Tangisan dan air mata yang jatuh mengalir di sela-sela mata untuk menutup
kedoknya semata-mata, agar terlihat kehilangan suami di depan orang banyak.
Pihak keluarga Sucipto, seolah percaya bahwa kematian anaknya murni karena takdir. Inilah yang membawa Ratna
kian berani melakukan niat busuknya .
Setelah melalui masa idah, perkawinan
kedua dengan perjaka muda, Suseno tak dapat dihindarkan. Sama halnya Sucipto,
Susenopun terhipnotis dan bernasib sama. Setelah perkawinan Suseno dan Ratna menginjak hari ke 10, Suseno tewas kesetrum
listrik tegangan tinggi di kamar bawah tanah. Ratna yang senang niat busukya
terjadi lagi, mendapatkan kecantikan abadi dan awet muda setelah tumbal suami
diterima oleh nyai Ladeh menngabulkan semua keingianannya. Berita kematian
Suseno di perkawinan hari ke 10, membuat geger warga sekampnng. Lagi-lagi Ratna
mampu menutupi semua kedoknya. Kekuatan sorot mata Ratna yang mampu menghipnotis siapa saja,
semakin besar. Hal ini membuat beberapa tokoh masyarakat dan agama mulai
curiga. Tapi mereka mengawasi Ratna dari jauh.
Perkawinan Ratna ke 3, 4, 5 yang terjadi , membawa korban di hari ke 10 ,
membuat para tokoh agama tak bisa diam, kejanggalan mulai terkuak, warga tak
bisa berkutik karena pengaruh Ratna
membuat mereka takut bernasib sama dengan kelima suami yang mati
menggenaskan. Segelintir tokoh
masyarakat dan agama yang kebal dengan hipnotis Ratna mulai bergerak. Guna-guna
Ratna, tak masuk ke diri mereka karena kuatnya iman yang dimiliki, mengalahkan
kekuatan setan. Pak Umar dan pak Sholeh tokoh masyarakat yang
menyusun rencana membuka kedok Ratna bersama haji Ahmad segera dilaksanakan.
Suasana rumah Ratna yang beraura gelap
dan berbau mistis, seolah ada penjaga rumah yang tak kasat mata, berdiri di
depan pagar. Haji Ahmad, yang punya indera keenam, mampu merasakan kehadiran
mereka. .
“Assalammualaikum
wr wb, Ratna tolong keluar lekas temui kami”.
Pintu pagar tiba-tiba terbuka
sendiri, tampak Ratna berbaju merah , berdiri sambil berkacak pinggang.
“Ada
apa mengangguku!.
“Kami
yang tahu siapa dirimu, enyahlah dari kampong ini!.
“Kalau
aku tidak mau, kalian mau apa”.
“Kami
bertiga tak takut dengan kekuatan yang kau miliki”.
“Buktikan,
ayo lawan aku”
“Pak
Umar, pak Sholeh tolong mundur biar saya hadapi sendiri”.
“Nyalimu
besar juga tua bagka”.
“Bismillahirohman
ni rohim!!.
Dari kuku-kuku tangan kiri Ratna keluar binatang jelmaan beracun, seperti
kalajengking, laba-laba tarantula, ular
kobra yang tiba-tiba berterbangan menyerang haji Ahmad, beliau terus membaca ayat=ayat Al
Quran dengan tasbih yang berada di
tangan kanannya, tiba-tiba dilempar
kearah Ratna, tepat mengenai binatang itu, dan langsug hilang meninggalkan asap
hitam.
“Kuat
juga kamu ya, nyai Ladeh bantu aku, bantu
aku cepat!.
“Panggil
semua perewanganmu!.
Sebuah pedang berkilau tajam tiba-tiba muncul melayang menuju haji Ahmad, siap melukai tubuhnya,
ketika pedang menghunus menancap ke leher haji Ahmad, anehya
lehernya tak terluka, haji Ahmad melafalkan ayat kursi dan pedang itu sangat
cepat berbalik arah menyerang Ratna, yang tak mampu mengelak seragan pedangnya
sendiri, groook!. Darah khitaman muncrat dari leher Ratna, yang perlahan-lahan
wajahnya berubah seperti nenek, keriput dan jelek sekali. Ratnn belum mati, asap putih yang
menyelubung dirinya.
Haji Ahmad, pak Umar dan pak Sholeh
terkejut melihat perubahan wujut Ratna, yang berjalan membugkuk seperti wanita tua
berusia 70 tahun berjalan keluar dengan tertatih-tatih yang hilang bersama
rumah seisinya. Subhanalloh. Haji Ahmad, pak Umar dan pak Sholeh bernafas lega
seraya menjawab, Alhamdulilah. Sepandai-pandainya orang menyimpan niat busuk
suatu saat akan terbongkar juga. Kebaikan akan selalu menang dari kejahatan,
Amin, amin, amin YRA.
Keren bu Panca... kapan2 bisa minta diajari nulis cerpen nich...
BalasHapusMonggo
HapusKeren lanjut
BalasHapusMatur nuwun
HapusItu foto siapa, kok tdk ada keterangan.
BalasHapusLupa Pak, matur nuwun
BalasHapusCeritanya sangat keren bu
BalasHapusCerita nya bagus dan keren bu
BalasHapusCeritanya Keren Bu
BalasHapuscerita nya bagus dan sangat keren bu
BalasHapusCerita nya bagus
BalasHapusceritanya bagus, keren
BalasHapusCeritanya bagus buu
BalasHapusceritnya keren, menarik, bagus
BalasHapuscerpen nya baguss
BalasHapusCerita nya bagus dan keren
BalasHapuskeren, 10/10
BalasHapusCeritanya bagus dan keren
BalasHapuswenny putri setiawan
BalasHapusisi ceritanya bagus sekali
kerenn
BalasHapusCeritanya sangat menghipnotis pembaca. Mantab
BalasHapusmatur nuwun bu
HapusSeperti nonton film.
BalasHapusterima kasih bu
Hapus