Ajian Puter Giling Sukma


 

Cinta itu buta, rasa cinta yang berlebih dan  sangat besar pada pujaan hati, mengharap cinta akan berbalas indah, dengan luapan rasa kasih dan  untaian kalimat cinta yang menggusik jiwa. Cinta yang memiliki sejuta rasa, dunia bagai milik berdua, bila cinta di tolak maka dukun bertindak.  Itulah ungkapan rasa,  bila cinta bertepuk sebelah tangan atau cinta sendiri.

Ajian puter giling sukma, yang mampu mengembalikan pujaan hati dan  membuka hati pasangan untuk mencintai dan menyayangi  walau lewat pelet, agar lebih lengket hatinya . Keistimewaan Ajian puter giling, siapapun yang menjadi target sasaran dari ajian ini, pasti akan langsung merasa jatuh cinta kepada pengirimnya. Target tersebut akan rela melakukan apa saja agar si pengirim mau menerima menjadi kekasih hatinya. Konon, jika si pengirim tidak berniat serius kepada target sasaran dari ajian ini, maka si target bisa gila.

  Para dukun sakti, menggunakan ajian puter giling sukma untuk memenuhi pesanan pelanggannya, dan mewujudkan semua keiginannya menjadi nyata. Mempelajari ajian puter giling sukma , tidak mudah karena semakin tinggi kesaktian sebuah ilmu, maka semakin berat juga usaha yang harus dilakukan bagi siapapun yang ingin mempelajarinya. Untuk mendapatkan ajian ini, seseorang harus melakukan puasa dan mengamalkan mantra ajian puter giling. Tak jarang, seseorang mengalami kegagalan ketika mempelajari ilmu ini. Jika seseorang gagal dalam melakukan tirakat untuk mendapatkan ilmu ini, biasa tingkat kesaktian ajian yang didapat tidaklah sehebat yang seharusnya. Syarat yang harus dipenuhi  dalam Ajian puter giling sukma , adalah mendapatkan tali pocong gadis yang masih perawan, yang terkubur berusia 1 hari.

Malam itu, suara jakrik bersahutan di tanah perkuburan. Danu, menggali kuburan Retno, gadis perawan  yang dikubur tadi pagi, karena mati keracunan obat.  Tanpa kenal takut Danu meneruskan galiannya, sampai jari tangannya kotor berwarna hitam pekat,  terhentak kain putih  pembungkus mayat. Tangan Danu lebih cepat, menggali tanah dan menemukan tali pocong yang masih menancap. Tali pocong dilepas, dan dimasukkan di saku celananya. Danu, menutup mayat kembali dengan gumpalan-gumpalan tanah di sekital kuburan itu. Cahaya rembulan yang redup, yang menyinari Danu, menggambil tali pocong . Hawa harum bunga melati yang menyengat di hidung Danu, membuatnya segera pergi meninggalkan tempat pemakaman.

Danu, melangkah cepat pulang ke rumah. Senyuman puas, terlihat di bibirnya. Tali pocong, sebagai syarat yang diminta Ki Tubol, untuk mendapatkan Sri, gadis pujaannya akan terpenuhi, ajian  puter giling akan membuat Sri keplek-keplek cinta pada Danu seorang.  Danu melangkah masuk ke kamar mandi, tak disangka-sangka, pocong berdiri di depannya. Sorot mata bernuansa hitam menyeramkan, bibirnya berdarah membuat Danu bernyali ciut, dan lari ke kamar ibunya yang lagi tidur sendiri. Selimut tebal ditariknya menutupi kepala, dan langsung tidur.

Teriakan ibunya, memuat Danu bangun dan membuka matanya. Danu terbangun, pagi itu, ia harus membawa tali pocong ke rumah Sri, agar Ajian puter giling sukma  segera bekerja,  sesuai perintan Ki Tubol. Untungnya suasana rumah Sri sangat sepi. Tali pocong, ditanam dipekarangan rumah Sri. Tak ada yang melihat ulah Danu ini. Danu menutupi tali pocong ke dalam  tanah, yang ditumpuki beberapa batu  dengan rapi, dan pergi meninggalkan rumah Sri, berharap kesampaian, membuat Sri mencintai dia  sepenuhnya.

Malampun datang menyapa, Danu bersiap-siap pergi ke rumah Sri, untuk melihat reaksi ajian puter giling. Sepatu dan celana buntut biru  yang selalu dipakainya, kini berbau harus semprotan minyak wangi . Danu yang telah rapi dan harum berangkat ke rumah Sri. Di sepanjang jalan, lagu-lagu cinta dinyanykan dengan keras, melukiskan hatinya yang bahagia, bertemu kekasih hati, impian dirinya selama ini. “Sriiiii, I am coming.

       Di depan rumah Sri, Danu melihat pemandangan yang tidak biasa. Sri yang biasanya tak pernah muncul ketika Danu datang, kini terlihat cantik tersenyum sangat manis, memandang Danu.  Sri berlari kecil mendekati Danu dan memeluknya. Harum tubuh Sri tercium, di hidung Danu. Kehangatan pelukannya, membuat jantung nya berdegup kencang, I love U Sri.

      Hari-hari indah Danu bersama Sri di lewati begitu indah, luapan rasa cinta Danu, tak terbendung  lagi. Sri , termakan ajian puter giling sukma , seakan terbius, hanya cinta, cinta, cinta yang  ia rasakan. Hampir 3 minggu, Kebersamaan antara Danu dan Sri  lengket seperti perangko.

Di minggu ke empat, hujan deras mengguyur perkampungan warga selama 5 jam, air hujan yang berlimpah membanjiri rumah warga. Air hujan masuk rumah-rumah, termasuk rumah Sri. Air hujan masuk melewati pintu ruang tamu, hampir sebatas lutut orang dewasa. Sri, tiba-tiba jatuh tersungkur dan pingsan di lantai kamarnya. Asap hitam keluar dari kepala Sri, membuat ke dua orangnya takut. 10 menit berlalu, Sri duduk  tersadar sambil melihat orang-orang yang mengitarinya. Danu, yang menghawatirkan keadaan Sri, menyentuh tangannya sambil tersenyum.

“Mas Danu, apa-apaan kok menyentuh tanganku, sana pergi!.

“ Sri, aku Mas Danu, pacarmu, ingat dek, 1 minggu lagi kita menikah.

“Pergi, pergi …!

Danu terkesima mendengar kata-kata Sri. Di lantai  kamar yang basah  terendam air, tiba-tiba muncul tali berwarna putih terbungkus plastik. Bapak Sri, mengambil tali itu.

“Ini apa, seperti tali pocong.

Danu, melihat tali yang dipegang bapak Sri, seperti tersambar  gledek di siang bolong, terkejut dan tak bisa berkata apa-apa, mulutnya membisu menahan rasa takut.

“Danu, wajahmu seperti pucat nak, apa karena tali pocong ini.

“Tidak pak , bukan saya.

Danu, tak kuasa menahan rasa sedih dan takut. Danu berdiri bersandar di dinding kamar. Keringat dingin mulai membasahi bajunya.  Rasanya ingin cepat-cepat  pergi dari rumah Sri, karena kedoknya telah terbongkar.

“Pergi Mas Danu, aku tak ingin lihat lagi.

“Baik Sri, kalau itu  mau kamu.

Danu tak berani menatap wajah orang tua Sri. Dia tertunduk malu dan pergi meninggalkan rumah Sri. Penyesalan memang datang   belakangan. Ajian puter giling sukma  yang digadang-gadang mampu membuat hati Sri jatuh cinta, kekuatan ajian itu hilang karena terkena air hujan. Memang Sri bukan jodoh, yang tepat. Percayalah, Allah SWT maha berkehendak, jodoh, rejeki, dan maut hanya Allah yang tahu.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUKAN POCONG BIASA

BAKSO LIUR KUNTILANAK

WEWE GOMBEL