Lika-liku Pembelajaran Daring
Pembelajaran
daring yang telah dimulai, tahun 2020
sampai sekarang , selama ini dilakukan pada masa pandemic covid 19, membuat
para siswa semakin malas belajar, apalagi mengerjakan tugas . Siswa makin
pandai membuat alasan, agar tidak di salahkan oleh guru. Pembelajaran daring,
yang selalu dilakukan tiap hari senin
sampai jumat selama ini jauh dari tujuan yang diharaapkan dalam mencerdaskan
anak-anak bangsa. Siswa yang malas mengikuti daring semakin banyak saja.
Pembelajaran
daring ini membutuhkan niat yang kuat untuk belajar di rumah, tidak bertemu langsung dengan guru, ataupun berkomunikasi
dengan sesama temannya dengan bebas. Hal ini membuat beberapa siswa
menyepelekan tugas belajarnya, apalalagi jika para orang tua , tidak mengawasi
mereka dengan baik.
Para guru tidak henti-hentinya memberikan link materi belajar untuk
dipelajari oleh siswa, tapi hanya beberapa siswa saja yang mau mengikuti pembelajaran
ini. Selebihnya para siswa , perlu dorongan dan motivasi tinggi, baik dari orang tua maupun guru. Beda sekali pada pembelajaran langsung,
guru mampu memberi motivasi dan menangani siswa, hingga siswa menyadari kekeliruhannya
yang dilakukan. Tapi pada pembelajaran
daring ini, jika ada siswa yang bermasalah, panggilan orang tua yang dilakukan ,
untuk menyadarkan siswa , agar mau menuntaskan masalah pembelajarannya dengan
mengerjakan semua tunggakan tugas dari masing-masing guru mapel.
Kondisi
siswa-siswi selama pembelajaran daring
ini, memang di ambang batas rasa bosan.
Berhari-hari, minggu, bulan dan tahun, mereka harus dihadapkan dengan belajar
online dari Hp (Whatsapp). Aplikasi Hp
ini membutuhkan kuota internet yang tidak sedikit jumlah finansial yang dibutuhkan
untuk mengikuti pembelajaran daring ini. Tiap hari harus mengeluarkan biaya untuk
membeli kuota internet, bayangkan bagi siswa yang tdak mampu membeli, berarti
mereka tidak bisa mengikuti pembelajaran daring. Untungnya pemerintah
memberikan bantuan kuota internet bagi siswa dan guru setiap bulannya.
Pemandangan
siswa dikelas yang mulanya bisa bercanda
dengan temannya, kini tak akan dijumpai pada pembelajaran daring. Memang ironis
kondisi ini, pembelajaran daring adalah satu-satunya pembelajaran yang mampu menyelamatkan siswa dan guru dari pandemic covid
19.
Pertanyaan
demi pertanyaan sering bermunculan dapatkan
baik dari siswa ataupun wali murid, kapan pembelajaran daring akan usai, dan
pembelajaran langsung akan dimulai?. Tentu tidak ada yang mampu menjawab, pertanyaan ini.
Selama covid 19 masih melanda negeri ini, maka pembelajaran daringlah yang
dilakukan.
Guru
menemui banyak masalah, ketika melakukan assesmen ke siswa. Beberapa siswa
tidak tanggap dan lali melakukan tugasnya di sekolah. Seperti guru yang
membutuhkan siswa, bukan siswa yang membutuhkan guru. Untuk mengisi nilai tugas
saja, para guru harus menelpon atau
melakukan video call dengan siswa agar mau mengerjakan tugas .
Setiap hari efektif terdapat 100-200 sms di hp
masing-msing guru mapel , tugas yang dikirim siswa dari beberapa kelas. tidak
menggunakan office 365, karena banyak siswa yang tidak bisa masuk untuk
mengakses tugas dan materi pembelajaran. Selain membutuhkan kuota internet yang
tinggi, siswa harus masuk dulu ke office 365, baru bisa menerima materi dan
tugas dari guru.
Doa dan harapan bagi semua guru dan murid , semoga pembelajaran daring cepat usai, covid 19 sirna dari muka bumi Indonesia. Pembelajaran langsung segera dimulai dan dilakukan, demi mencapai tujuan yang diharapkan dan mendidik siswa untuk merbudi pekerti yang baik. Amin
Surabaya, 3 Juni 2021
Semoga pàndemi segera berakhir Bu.
BalasHapus