Kuntilanak Di Atas Pohon Kamboja

Bunga Kamboja, berwarna putih dan beraroma wangi, berdiri kokoh  di sisi jalan TPU gayamgayi. Pohon kamboja simbol kematian banyak ditemukan di pemakamanu umum ini. Di sekitar pohon beberapa bunga kamboja yang telah bermekaran, kini  rontok tertiup hembusan angin malam . Bunga kamboja berkelopak indah di pemakaman menyimpan sejuta misteri. Ketika malam beranjak tiba. cabang-cabang pohon kamboja bergerak sendiri, kiri dan kanan seakan ada yang menduduki cabang pohon kamboja besar itu. 

Malam itu hiruk pikuk dan lalu lalang kendaraan bermontor telah sepi tanpa suara, jalanan  area pemakan TPU yang gelap,  hembusan angin yang kuat, membuat pohon-pohon sekitar area pemakaman bergerak sendiri. Beberapa bayangan putih melesat cepat di atas pohon kamboja, berbaju putih dan berambut panjang, menatap setiap batu nisan dan duduk di atas cabang pohon.

Mahluk astral itu berdiri, dan beberapa duduk di cabang pohon kamboja. Mahluk putih itu adalah kuntilanak, wajahnya putih pucat, bibirnya yang merah darah dan rambut panjang menjulai ke bawah, penampakannya membuat orang yang melihatnya menjadi takut dan ngeri. Kuntilanak, sesosok mahluk astral wanita yang familiar di masyarakat. Keberadaan kuntilanak di TPU gayamgayi, menambah kesan keangkeran pemakaman tersebut.

Warga kampung yang bertempat tinggal, di dekat area makam, sudah kerap kali melihat penampakan  kuntilanak bergelayutan di pohon kamboja. Warga kampung tidak pernah melewati jalan alternative pemakaman itu, walau jaraknya lebih dekat. Kuntilanak di pohon kamboja, adalah alasan kuat warga kampung untuk tidak keluar rumah setelah mendengar adzan sholat isya.

Kuntilanak, terkadang sering menggoda warga kampung. Kuntilanak, memnggil nama-nama seseorang warga di sana, atau tiba-tiba melayang di atap warga , atau muncul ditepi jalan pemakaman.   

 Jalan pemakaman TPU gayamgayi , adalah jalan alternative lebih cepat dari pada, melewati jalan umum, aku dan Rokayah  mulai memasuki area pemakan, agar jalan pulang lebih cepat. Aku, memandang lurus jalan ke depan , tiba-tiba pandanganku tertuju pada sesosok mahluk berbaju putih, terbang dan berdiri di sisi jalan yang ku lewati. Lampu montor ku arahkan pada mahluk itu, terlihat sekilas wajah kuntilanak,yang melihat ke arahku dan Rokayah. Antara kaget dan takut aku gas montorku.

“Kuntilanaaaak!".

Rasa takut yang merajai tubuh ini, degupan jantungku yang cepat, aku melewati kuntilanak itu, yang terlihat di kaca spion ku.

“hi, hi hi, hi .

Suara kuntilanak yang masih mengikutiku dari belakang, Rokayah ikut berterik ketakutan, sepeda montor terus, aku gas, sampai  akhirnya aku di area perkampungan warga. Menjumpai beberapa lampu penerang jalan, membuat aku dan Rokayah sedikit  bernafas lega. Perkampungan yang sepi, tak terlihat seorang pun yang duduk-duduk di depan rumah, kampung ini seperti kampung hantu yang menakutkan. Aku dan Rokayah tak henti-hentinya membaca surat-surat pendek Al Quran, agar kami tidak di ganggu lagi. 

 

Komentar

  1. Hiii seraaam. Berkat adanya channel YouTube, kuntilanak pun terlecehkan. Hahaha...

    BalasHapus
  2. Kuntilanaknya mau kenalan, malah ditinggal pergi. Hehe......

    BalasHapus
  3. Bu Mien, .... siapa juga yang mau kenalan dengan mbak kunti bu

    BalasHapus
  4. Klo mbak kuntinya syantik ...lumayannn ha ha.ha

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUKAN POCONG BIASA

BAKSO LIUR KUNTILANAK

WEWE GOMBEL