Anak Gondoruwo
Seorang bayi yang baru lahir, pasti ditunggu-tunggu oleh pasangan suami dan istri di dunia ini. Tangisan bayi yang baru lahir, mampu menghilangkan rasa sakit pada ibu yang melahirkannya, tergantikan dengan senyuman bahagia. Anak adalah buah cinta kasih para orang tua.
Wilujeng, istri seorang gondoruwo, yang tinggal di gubuk tua di tengah hutan wadulsopo, jauh dari keramaian hingar-bingar kota. Di tengah hutan yang sunyi dan angker, Wilujeng dan suaminya menjalani kehidupan rumah tangga bersama.
Sejarah pertemuan Wilujeng dengan suaminya, gondoruwo yang menjelma menjadi
laki-laki desa, mampu Wilujeng, istri seorang gondoruwo, yang tinggal di gubuk tua di tengah hutan wadulsopo, jauh dari keramaian hingar-bingar kota. Di tengah hutan yang sunyi dan angker, Wilujeng seorang diri mempertaruhkan hidup, harus berjuang sendiri demi melahirkan anak yang dinanti-nantikannya, untuk lahir ke dunia. hati Wilujeng, Tak sebersitpun pikiran Wilujeng,
jika laki-laki yang dicintainya adalah seorang gondoruwo, karena penampilannya
seperti manusia biasa. Tindak tanduk pemuda desa, yang sopan membuat Wilujeng
punya rasa sayang dan cinta yang mendalam kepada pemuda desa pujaan hatinya.
Disaksikan oleh ketua desa, perkawinanpun terjadi, sesuai rencana. Wilujeng baru menyadari, bahwa suaminya adalah seorang gondoruwo, ketika malam pertama tiba. Pemuda yang dikasihinya, menjelma menjadi mahluk berbulu dan wajah yang mengerikan, tidur dalam satu ranjang dengannya. Wilujeng berteriak , rasa takut dan ngeri melihat penampakan gondoruwo, yang sangat menyeramkan. Menyesal telah menikahi gondoruwo, tapi nasi sudah menjadi bubur, Wilujeng bersedih menyesali nasibnya. Gondoruwo, berubah wujud menjadi laki-laki biasa, waktu pagi telah datang. Bekerja seperti biasanya, walau takut dengan cahaya sinar matahari.
Waktu berjalan begitu cepat, rasa benci berubah menjadi cinta antara dua mahluk dari dunia yang berbeda. Cinta kasih Wilujeng ke suaminya berbuah benih, di perut, Wilujeng hamil. Tak kentara, Wilujeng bersuamikan gondoruwo, para tetangga, tidak pernah mencurigai sedikitpun. Mereka menganggap keluarga Wilujeng, adalah keluarga bahagia, karena tak pernah terdengar pertengkaran dalam rumah tangganya. . Walau sejatinya Wilujeng menutupi rapat-rapat rahasia suaminya.
Kini kehamilan Wilujeng telah memasuki
bulan ke 9, malam yang ditunggu-tunggupun tiba. Wilujeng merasa kesakitan
teramat sangat. Wilujeng memanggil-manggil suaminya yang tak kunjung datang.
Jarak rumahnya, lumayan jauh dari para tetangga. Wilujeng berteriak tanpa
seorangpun datang membantunya untuk persalinan anak pertama.
Malam itu berubah mencekam, tanpa suami, dan dukun beranak yang
mendapinginya pada proses persalinan. Bayi yang baru lahir, biasanya menangis,
dan keluar bersama tali pusarnya. Tapi bayi gondoruwo lahir, dengan merobek perut,
dan menghisap habis darah ibunya, yang meninggal dunia secara tragis. Mayat
ibunya, tergeletak dengan mata melotot, isi perut yang terburai, luka menganga, jantung dan paru-paru habis dilahap dengan rakusnya.
Bayi gondoruwo yang lahir tanpa tangis, kulitnya hitam legam, jari kukunya setajam macan, dan gigi-giginya telah tumbuh seperti gigi
setan. Bayi gondoruwo , berambut keriting panjang, dan sorot mata buas, mencari mangsa
manusia. Bayi itupun turun dari tempat tidur, dan pergi meninggalkan gubuk tua, di
keheningan malam.
Komentar
Posting Komentar