Sumur Bertuah

 

 


Di desa Sukajamur perbatasan desa Mejoyo , terdapat sebuah sumur yang bertuah, konon, tak seorangpun yang berani mengambil air di situ, karena airnya tercium bau amis darah manusia. Sumur kecil itu hanya ditutupi dengan terpal hitam, jika hari menginjak malam, penghuni sumur bertuah akan gentayangan, berwujud wanita berambut putih panjang, atau anak kecil, dan warga desa memanggilnya Kisruh.

Warga sekitar  yang tinggal di sekitar sumur bertuah, berbondong-bondong pindah rumah, untuk menghindari terror penghuni sumur bertuah yang sangat meresahkan desa. Warga tidak mau, menjadi korban tumbal arwah penghuni sumur bertuah. Situasi desa yang sangat sepi, banyak warga yang mengunci rumah mereka bila hari menginjak malam, tak ingin bertemu dengan Kisruh, penghuni sumur. Warga biasanya mendengar suara “sreeeeeek, sreeeeek, hi , hi, hi, suara langkah perempuan tua.  Penghuni sumur itu, mencari tumbal, setiap malam jumat keliwon.  Pernah, ada warga yang mati tanpa kepala, dengan kehilangan beberapa organ tubuh seperti jantung dan usus berurai. Tentu saja kejadian ini membuat situasi desa menjadi menakutkan.

Suasana desa yang sepi, hanya suara tokek yang saling bersahutan, munculah bayangan putih terbang melesat, mendekati rumah Pak Gunadi, yang baru saja mendapatkan cucu perempuan, dari anak pertamanya. Suara tangisan bayi yang membangunkan Kisruh, dari sumur bertuah.  Kisruh, mendekati rumah dan memandang kamar tempat bayi itu tidur. Melihat bayi tanpa di damping ibunya segera Kisruh, masuk melalui jendela kamar, tapi hawa panas disekitar kamar, membuat Kisruh tak kuat untuk mendekati bayi itu. Rupanya Pak Gun telah membaca ayat-ayat suci Al-Quran, hingga tak satupun mahluk astral yang  mampu menembusnya. Karena merasa gagal mendapatkan tumbal bayi, Kisruh kembali mencari tumbal dan tak sengaja berpapasan dengan haji Suep yang baru  pulang dari masjid setelah menunaikan sholat isya berjamaah. Tanpa ragu-ragu lagi, Kisruh, terbang menghampiri haji Suep, tapi terpental oleh kekuatan doa ayat-ayat suci Al-Quran.

“Pergi kau setan penghuni sumur, pergi.jangan ganggu.

“ Tidak, aku akan merobek jantungmu untuk ku makan.

Bacaan ayat kursi  3x , terucap di bibir haji Suep .

“Ampuuun, ampun panas, jangan .

“ Pergi kamu, jangan ganggu kami.

Kisruh menghilang, berubah menjadi cahaya merah melesat cepat masuk ke dalam sumur bertuah. Haji Suep terus komat-kamit membaca doa di bibir sumur.

“Ampuuuun panaaas, ampun.

“Jangan ganggu warga desa lagi.

Haji Suep tersenyum puas, melihat Kisruh tak lagi keluar dari sumur. Semenjak kejadian itu, Kisruh penunggu sumur bertuah tak lagi terlihat gentayangan menakuti warga desa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUKAN POCONG BIASA

BAKSO LIUR KUNTILANAK

WEWE GOMBEL