Cinta Bermantra 2
Semakin
hari, Rianti menunjukkan kasih sayangnya padaku. Mungkin itu bukan dari
hatinya, tapi mantra-mantra yang selalu aku baca, sebelum datang ke rumah
Rianti. Pengaruh mantra sakti, memang sangat dasyat, hati Rianti telah jadi
milikku satu-satunya. Aku tersenyum puas, Rianti akan menjadi milikku
selamanya.
Sore itu Rianti mencuci sprei dan sarung bantal di bak cuci baju. Tak sengaja dia menemukan kertas kecil di salah satu sarung bantalnya. Dengan hati berdebar, Rianti membuka kertas kecil yang basah karena terendam air sabun cuci. Kertas kecil itu dibawanya dan di angin-anginkan di atas kipas angin, dan pelan-pelan mulai menggering.
Terlihat tulisan Bahasa
Arab seperti rafalan mantra, yang
dia sendiri tidak tahu dari mana kertas itu berasal. Setelah melakukan shola
magrib, Rianti bergegas menuju masjid untuk melakukan pengajian yang dipimpin
langsung oleh Ustad Rofi bersama para remaja di kampung. Dengan khusuknya
Rianti bersemangan membaca Al Quran bersama. Acara dilanjutkan, Ustad Rofi memberikan wejangan-wejangan
agama, dan tibalah waktu untuk pulang.
Rianti mendekati Ustad Rofi di mimbar depan.
“Maaf
Ustad Rofi, bolehkah saya bertanya?.
“Ya, Rianti ada apa?.
“Ustad, saya menemukan kertas
kecil ini di bawah sarung bantal saya. Ini Ustad, tolong dilihat.
Rianti mengulurkan kertas
kecil ke Ustad Rofi. Dan Ustad Rofi menerima sambil membaca basmallah. Dibukalah
kertas itu, dan melihat isi di dalamnya.
“Rianti, ternyata ada
seseorang yang lagi melakukan guna-guna, agar kamu cinta padanya. Cobak kamu
lihat saya Rianti.
Tanpa menunda waktu
Rianti memandang Ustad Rofi, dan tangan Ustad mulai memegang tangan Rianti
sambil membaca doa. Aliran hawa hangat
dari tangan Ustad Rofi mengalir deras, sampai Rianti berkeringat dan berteriak.
“Ampun Ustad, saya tidak
mau menganggu lagi, ampun.
“Siapa yang menyuruh
kamu, berbuat seperti ini ke Rianti.
“Ampun, ampun, ampun saya
hanya menjalankan tugas. Ki Pala yang menyuruhku Ustad,
“Jelaskan, siapa yang
menyuruh Ki Pala melakukan ini.
“Ampun Ustad, Anang yang
meminta Ki Pala agar Rianti jatuh cinta padanya.
“Begitu rupanya. Ayo sekarang pergi kamu dari raga Rianti.
Tangan Rianti terlepas
dari genggaman tangan Ustad Rofi dan jatuh pingsan. Ustad Rofi segera menyiapkan segelas
air putih, dan diberi doa-doa. Segelas air putih itupun diminumkan ke Rianti.
Rianti tersadar.
“Saya dimana Pak Ustad”
“Tenang dulu, ayo
duduklah yang baik. (bersambung)
Màsya Allah cerpen yang menarik . Ditunggu lanjutannya Bu 👍
BalasHapusNggeh Pak, Matur Nuwun
BalasHapusHem... Asyiiik...
BalasHapusCerita tempo dulu...
Tapi koq gk ada yang ngirim mantra lagi ya... Hhhh
Bahasanya mengalir enak diikuti. Ditunggu lanjutannya. Salah literasi Bu
BalasHapusTerima kasih Bu Sri Rahayu dan Pak Harianto atas BW dan masukannya
BalasHapusHadeh ketahuan
BalasHapus