Warisan Baju Sakti
Rumah
mewah yang berdiri di pojok gang teratai, membuat takjub setiap orang yang
memandang ke arahnya. Di pagar depan, berwarna putih terdapat sepasang patung singa besar yang menghiasi kokohnya bangunan rumah mewah
itu.
Ki
Damang, pemilik rumah mewah itu, tinggal sendirian. Anggota keluarganya telah
meninggal satu persatu, mulai istri dan anaknya. Kematian istri dan anak semata
wayang secara misterius, tanpa ada sebab dan meninggal mendadak. Hal ini membuat
para tetangganya takut untuk mengusik kehidupan Ki Damang.
Ki
Damang jarang berbicara, sorot matanya yang tajam, beraura gelap. Bau amis
darah yang menyengat dari tubuh Ki Damang akan tercium tajam pada orang yang
mendekatinya. Entah dari mana asal bau amis itu. Bulu kudukku seakan berdiri
bila berdekatan dengannya.
Ki
Damang sangat ditakuti, karena mampu menghilang sendiri dan mendapatkan harta
melimpah dari warisan baju sakti dari Ki
Bungul, ayahnya. Ki Damang tidak bekerja. Hanya diam di rumah ditemani aku,
pembantunya.
Baju
sakti Ki Damang jika dipakai, maka orang lain tak bisa melihatnya, dan mampu
menembus di dinding-dinding rumah. Kedatangan Ki Damang yang muncul tanpa
disangka-sangka dan hilang secara tiba-tiba seperti mahluk astral. Ki Damang
tak pernah sedikitpun tersenyum pada orang lain. Aku sendiri kadang sangat
takut dengan kemisteriusan Ki Damang.
Warga
kampung teratai telah lama dihantui pencuri sakti, yang tak bisa terlihat dengan
kasat mata. Warga sering kehilangan uang dan perhiasan didalam
rumah. Pintu rumah salah satu warga tiba-tiba terbuka sendiri, hanya terdengar
suara jejak kaki berjalan menuju kamar tempat penyimpanan uang dan perhiasan. Dalam
hitungan detik uang dan perhiasan telah raib, hanya suara teriakan pemilik
rumah yang kehilangan harta bendanya.
Pagi
itu masih gelap , hawa dingin menusuk tulang, disertai hujan gerimis, aku
melihat pagar rumah Ki Damang terbuka sendiri, tanpa ada yang membukanya. Samar-samar
aku lihat bayangan Ki Damang yang tiba-tiba muncul di pekarangan rumah. Aku
melotot kaget melihat kedatangan Ki
Damang secara tiba-tiba.(bersambung)
Kisahnya bikin penasaran....salam.literasi
BalasHapusHoror terus...
BalasHapusIh..sereemmmm..lanjut bun
BalasHapusHe he he terima kasih komentarnya Pak Harianto, Bu Sri (Kakak tertua) dan Bu Husnul
BalasHapus