Ujung Gang Angker
Malam itu, suasana kampung di gang
rambutan, kelihatan sangat sepi, padahal masih jam 19.00 WIB. Beberapa
anak-anak kecil yang biasanya ramai bermain dengan teman-temannya, ini tak
satupun kelihatan batang hidungnya.
Bu Deni, yang biasanya ahli ngrumpi
bersama Ibu-ibu lain di depan rumah, ini pada kemana mereka. Situasi yang amat sunyi bagai kampung yang
tak berpenghuni. Kampung gang rambutan ini adalah sebuah kampung kecil.
Aneh mataku tak lagi ngantuk, hembusan angina
malam telah membuat orang-orang kampung tertidur lebih awal dari biasanya.
Tiba-tiba hujan mulai turun rintik-rintik, pepohonan dekat rumah tetangga mulai
bergerak ke kanan dan ke kiri terhempas angin
hujan yang mulai lebat. Aku mengintip dari jendela ruang tamu. Tak ada keanehan yang terjadi, air hujan
menambah hawa dingin masuk di sela-sela jendela rumahku. Ketika aku memandang
pagar depan rumah, tia-tiba pandanganku tertuju pada sesosok mahluk berbaju
putih, tenyata Pocong, yang lagi menatapku tepat di depan pagar. Aku hanya melihat
wajahnya beraura hitam-gelap. Aku merinding melihatnya. Aku segera masuk kamar,
dan menghidupkan lampu hingga sangat terang.
Tiba-tiba
teriakan minta tolong, terdengar begitu keras. Suara Mang Uji, bakul sate yang
mangkal di ujung gang rambutan
“Tolooooooong,
tolong ada Pocong,,,tolong. Pocong, Pocong.
Teriakan
Mang Uji membuat nyaliku ciut. Rasanya tak berani untuk keluar ruamah membantu
Mang Uji. Mang Uji berlari tanpa membawa gerobak satenya. Dia berlari kencang
menjauhi penampakan Pocong di ujung gang Rambutan.
Esok
paginya, aku melihat beberapa orang berkerumun di ujung jalan itu. Mereka
membicarakan Mang Uji.
“Bu,
kenapa dengan Mang Uji?.
“Tadi
malam ada penampakan Pocong di ujung jalan Mas. Rupanya Pocong itu mengejar
Mang Uji sampai Mang Uji berlari dan ndak mau jualan sate lagi di ujung jalan gang
rambutan.
“Memang
angker ya bu?
“Iya
mas. Kemarin malam kan kamis malam jumat, setan mulai cari korban.
Aku
terdiam mendengar celoteh bu Rupii. Segera aku tinggalkan keramaian orang-orang
itu , dan berdoa semoga Pocong tak mengangguku.
Wah pocong sudah mulai muncul nih
BalasHapus