Tak Seindah Rembulan Malam


    



bulan purnama, sinar bulan, pria, serigala, predator, melolong, batu, bulan,  malam, langit malam, suasana hati | Pikist






Pagi ini  sinar matahari tertutup mendung gelap, aku terbangun dengan hembusan udara sejuk yang keluar pelan-pelan melalui jendela kamar.   Suara lagu “Tersiksa Rindu ” yang dinyanyikan oleh Dygta, terdengar indah di kedua telinga .  Bayangan wajah Ratih  terlintas kembali, seakan menari-nari di ingatan ini. Kerinduan itu masih ada, tapi tak akan pernah tumbuh menjadi besar, seperti dulu ketika hatiku  tertawan dengan cinta Ratih. Balasan cinta yang aku butuhkan darinya. 

       

      Dulu, memandang senyum Ratih  adalah harapan yang aku inginkan tiap hari. Kini harapan itu hilang tersapu angin malam.  Tidak untuk Ratih sekarang atau selama-lamanya, kata hati kecilku memberontak, jika rasaku mulai mengalir deras  kembali  ke Ratih. Cinta Ratih, tak seindah rembulan malam.

      Memang  Ratih cantik, baik tak salah diri ini memilihnya  menjadi pendamping masa depanku kelak. Yang aku cari seorang wanita yang mampu menjaga hati, bukan ego sendiri yang selalu bicara. Aku selalu ada untuknya,  mau memahami  dan sangat peduli padanya, tak sebanding perhatiannya padaku. Bagai pepatah “air susu dibalas dengan air tuba”, tak mungkin hubungan ini berlanjut.  Aku sadar, betapa sulitnya menata hati untuk menjauh dari Ratih.  Aku manusia biasa, sabarku ada batasnya, tak mungkin aku mau menjadi kalah-kalahan Ratih.

Untuk menjadi sepasang  kekasih, harus ada saling cinta,  saling mengerti, saling sayang dan menghargai satu dengan yang lainnya, bukan berat sebelah. Ratih mencintai aku karena uang. Di matanya aku adalah ATM berjalan. Buat apakah hubungan ini di[ertahankan.

     Caraku mencintai Ratih  tak seperti laki-laki lain. Aku, selalu memperhatikannya, apa yang kurang darinya, aku isi dengan warna-warni pelangi hingga menjadi memori yang sayang bila dilupakan. Inginku mendapatkan gadis berkepribadian kuat, untuk saling menguatkan diri masing-masing, bukannya sering mengeluh dan minta uang. Bila semua masalah Ratih  ku selesaikan sesuai harapannya , Ratih menjadi semakin baik dan peduli denganku. Tapi bila bantuan itu tak   ada  untuknya , maka seperti badai hebat mendera hubungan aku dan Ratih , dia akan menjauh. Apalah arti semua itu kalau “ego” yang bicara.

Ratih, biarlah hubungan ini, semakin memudar seiring waktu yang berjalan. Aku di sini selalu  mendoakan yang  terbaik untukmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SANG PENDOSA

AYAH, MALAIKAT TAK BERSAYAP

SOTO PENGLARISAN