Cinta Jangan Kau Pergi
Cinta Jangan Kau
Pergi
Panca Lukitasari
Angin
malam berhembus pelan, menyapu wajahku yang kusut, mendera hati yang terluka
karena cinta. Rima, gadis yang aku cintai, kini hanya bayangan kerinduan yang
selalu menyiksa hati . Aku terlanjur mengatakan kata putus, didera rasa cemburu yang berlebihan, Rima berjalan dengan
Ari, teman satu kelas, yang merenggut
paksa perasaan cintaku padanya. Haruskah aku menemui Rima, haruskan aku katakan
cinta padanya, haruskah aku bersimpuh untuk meminta dia balikan lagi padaku?.
Aku kangeen Rima, aku hanya cinta Rima. Pikiranku kalut, memikirkan masalah
ini, malam bagai siang. Di dunia ini hanya satu nama, Rima gadis pujaan hati.
Mentari
pagi, dan suara ayam berkokok telah membangunkanku. Hari ini aku harus menemui
Rima. Aku harus katakana padanya, perasaan bersalahku yang terus berkecamuk
dalam diri ini.
Aku
bergegas bersiap-siap pergi ke kampus,
mengikuti perkuliahan Statistik 2 dan bertemu Rima.
Di kelas, aku lihat Rima duduk bersandar
di taman kampus. Rima cantik, pintar , kesederhanaannya membuatku takjub. Rima
sedang membaca buku statistik 2, dengan wajah serius. Pelan-pelan aku dekati
dia.
“Rima,
kamu masih marah sama kau? Maafin aku ya.
“
Sudahlah, ndak pa pa. Aku tlah lupakan.
“
Benar? Aku balikan lagi ya.
“
Tidak usah balikan. Kita bukan jodoh.
“
Kok , kamu bilang begitu. Kamu sayang sama aku kan Rima?.
“Aku
memang cinta kamu Mas, itu dulu. Sekarang
aku mau fokus kuliah. Ndak ingin terganggu dengan masalah cinta.
“Rima,
lihat aku. Hati ini masih untukmu Rima.
“Mas
Dudi, berikan cintamu ke gadis lain.
Bukan aku. Maaf jangan paksa aku, permisi.
Rima
bergegas pergi menjauh dariku. Tanpa bisa aku tahan lagi. Rima, bagaimana aku
menjalani hidup tanpamu? Bagaimana, aku bertahan bila rasa rindu ini datang
membelenggu diri. Aku mengaku salah Rima. Kata maafku tidak kau terima, Rimaaa.
Haruskan aku pergi, dan mencari pengganti dirimu, Rima. Cinta jangan kau pergi.
Komentar
Posting Komentar