Cinta Bermantra 3
Rianti diam, mengambil nafas panjang. matanya memandang Ustad Rofi.
“Ustad,
saya dimana. Mengapa orang-orang memperhatikan saya Ustad?.
“Kamu,
di masjid Rianti, coba ceritakan siapa pemuda yang mendekatimu sekarang.
“Ya,
Ustad. Beberapa minggu ini Mas Anang selalu mendekati saya.
“Sebentar,
ini Mas Anang anak, Pak Lurah? .
“Tepat
sekali Ustad. Entah dari mana asal perasaan suka ini. Tiba-tiba perasaan cinta
ini muncul pada Mas Anang. Padahal dulu saya benci dengannya. Sekarang bertolak belakang Ustad.
“Habiskan
minuman di gelas ini Rianti.
Rianti, mengambil air di gelas
yang disodorkan Ustad Rofi untuk diminum.
“Ustad, kenapa sehabis
minum air putih di gelas ini kepala saya jadi pusing.
“Tidak apa-apa Rianti,
pengaruh mantra-mantra itu mulai hilang dari tubuhmu. Kamu akan sadar kembali. Sekarang
sudah malam. Segeralah pulang.
“Baik Ustad. Terima kasih, saya mohon diri. Assalammualaikum.
"Waalaikum salam.
Rianti, berjalan kaki menuju rumah, nampak dari kejahuan Bagong, adiknya menunggu di teras rumah.
“Kak Rianti dari mana?
Tadi Mas Anang datang ke sini. Besok siang keluarga Mas Anang akan kemari,
untuk acara tunangan Kak.
“Iya Bagong.
Rianti, tak bersemangat merespon kata-kata Bagong, dengan acara tunangan itu. Rianti masuk kamar, dan mulai mengantuk. Dia berbaring, dengan meletakkan kepalanya di atas bantal. Dalam hitungan menit Rianti tertidur pulas.
Suara keras panggilan dari Hp, membangunkan Rianti
dari tidur lelapnya. Rianti mengambil Hp, melihat siapa yang menelpon, ternyata
Mas Anang. Panggilan itu dimatikan oleh Rianti dan kembali tidur. Ke dua
kalinya panggilan telpon pun berbunyi. Rianti memegang kembali Hpnya.
“Assalammualikum, ada apa
Mas Anang?.
“Halo sayang, calon istriku
tercantik di dunia, gimana khabarmu?
“Ih norak, ngapain
panggil sayang?.
“Lho kan Mas ini calon
suamimu, wajar kalau Mas panggil sayang ke kamu Rianti.
“ Aduuh Mas, aku masih
ngantuk. Nanti telpon lagi.
“Eiit, jangan tutup Hpnya
dulu, Mas belum selesai ngomong lho.
“Bodoh amat”
Rianti mematikan telpon
dan kembali tidur, suara panggilan di Hp tidak dihiraukannya. 30 menit berlalu,
Bagong mengetuk pintu kamar Rianti.
“Kak, kak, ada Mas Anang
lho. Ayo bangun . (bersambung)
Komentar
Posting Komentar