Haruskah Aku bangga ataukah Sedih


 

        Mendidik dan membesarkan  dua Anakku, dan menjamin pendidikan Agama mereka untuk meraih cita-cita adalah kewajiban yang harus aku dan Suami pertanggung jawabkan, baik di dunia lebih-lebih di Akhirat kelak. Menyayangi 2 anakku, memperhatikan asupan makanan yang mereka konsumsi, adalah tugas yang selalu ku emban dalam kehidupan sehari-hari.

      Anakku ke dua, Alfian yang sekarang kuliah di jurasan Tehnik Mesin, di salah satu Universitas swasta Surabaya. Alfian dan Dio lebih dekat denganku dari pada ke Ayahnya. Anakku Alfian selalu bertanya masalah pelajaran-pelajaran perkuliahan padaku. Karna keseringan, akhirnya tugas-tugas sekolah harus aku yang mengerjakan. Padahal kebanyakan teman sekerjaku sering bercerita, kalau tugas-tugas Guru seperti mengerjakan Rapot online, mengisi jurnal kegiatan, sampai pembuatan perangkat pembelajaran dibantu oleh anak mereka. Rasanya berbanding terbalik 180 derajat denganku. Selama ini, aku jarang meminta tolong Anakku untuk mengerjakan tugas-tugas pekerjaan. Malah Anakku yang sering, meminta tolong aku, untuk mengerjakan UTS atau UAS mata kuliah Bahasa Inggris. Rasanya ingin aku marahi, dan memintanya untuk mengerjakan soal ulangan sendiri, di lain pihak, aku kasihan juga bila mendapat nilai  di bawah standard. Haruskah aku bangga ataukah sedih.

       

        Harapanku suatu saat Anakku mampu mandiri, mengerjakan tugas-tugas sendiri, seperti Ibunya, yang mampu membiayai kuliah tanpa merepotkan Orangtua mulai awal semester sampai wisuda. Semoga aku dan Suami mampu mendidik 2 Anakku dengan baik.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SANG PENDOSA

AYAH, MALAIKAT TAK BERSAYAP

IBU, SI PEMBUKA PINTU SURGA