Kecelakaan Berkendara Di Bulan Puasa


 

 

Jam dinding menujukkan pukul 07.25 pagi, seperti biasa, aku mulai bersiap-siap berangkat kerja bersama anak ku dio. Sinar matahari yang lumayan panas menyengat,  helm dan masker telah terpasang dengan baik. Setelah Dio duduk, aku mulai menjalankan sepeda montor dengan kecepatan sedang. Di tengah-tengah hiruk-pikuknya pengendara jalan, beberapa orang berdiri berkeliling.  Lalu lintas mulai memadati jalan itu. Aku pelankan gas sepeda montor dan memandang ke samping, seorang tidur telungkup dengan pakaian yang kotor berdebu. Rupanya, Orang itu  pingsan setelah mengalami kecelakaan dengan pengendara montor lain. Beberapa orang lainnya, mengamankan sepeda montor korban. Raungan suara sepeda montor di jalan telah membangunkan korban, yang ternyata adalah seorang laki-laki.

Korban yang telah siuman segera bangun dan duduk di pinggir jalan. Ke dua pipinya luka dan berwarna merah, menghitam mencium tanah. Korban kecelakaan, tangan dan kakinya berdarah. Aku kaget melihat wajah si korban

“Hiiiiiii, dio lihaaat, hiiiiii”

Suaraku yang keras, membuat Orang-orang melihatku.

“Dio, hiiiiiiiiii dio, hiiiii”

“Mamak, kalau bicara jangan keras-keras mak, tuh banyak yang lihatin Mamak. Ayo Mak, jalan terus Mak”

“Iya, Dio”

Aku gas sepeda montor sambil melihat korban kecelakaan itu. Dio masih mengomel tak karuan. Hingga Dio ku turunkan di Toko. Dan aku berangkat kerja.

        Aku terdiam dan berpikir, semestinya di Bulan Puasa Ramadhan ini, Para Pengguna jalan harus lebih berhati-hati  dalam berkendara, tidak boleh mencari menangnya sendiri. Tertib berkendara hingga selamat sampai tujuan, mungkin tak  akan terjadi kecelakaan seperti tadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUKAN POCONG BIASA

PAHLAWAN PEMBERANI SEKOLAH

KERANDA MAYAT TERBANG